Liputan6.com, Palembang - Penyebab Martinus Asworo (30) membunuh kekasihnya Chatarina Wiedyawati alias Wiwit (30), sangcalon pengantin wanita yang tewas, terkuak. Asworo tega membunuh kekasihnya karena uang pernikahan belum tersedia.
Asworo mengakui selama ini dia hanya mengandalkan uang Wiwit untuk seluruh persiapan pernikahannya, mulai dari kebutuhan prewedding hingga resepsi pernikahan yang rencana diselenggarakan pada September 2017.
Saat dihadirkan dalam rilis di depan Mapolda Sumatera Selatan (Sumsel), Asworo mengakui dirinya tidak mempunyai dana sepeser pun untuk pernikahannya dengan Wiwit.
"Saya kira dia sudah mempersiapkan semuanya untuk menikah, termasuk uangnya. Ternyata tidak ada, saya jadi emosi," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu, 14 Juni 2017.
Krisis keuangan yang dialami Wiwit baru diketahui Asworo saat mereka berangkat dari Prabumulih ke Palembang pada Sabtu, 6 Mei 2017. Mereka berdua memang hendak berangkat ke Yogyakarta untuk melaksanakan sesi foto prewedding dan membeli suvenir pernikahan. Mereka juga akan mengurus syarat pernikahan ke gereja di Yogyakarta.
Baca Juga
Advertisement
Di tengah perjalanan, Asworo yang tak terima dengan pengakuan kekasihnya membuatnya naik pitam. Calon pengantin wanita itu hanya mengantongi uang persiapan pernikahan sebesar Rp 500.000. Uang tersebut ada di dua kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Wiwit.
Sepasang kekasih ini pun terlibat cekcok karena uang yang dijanjikan Wiwit tidak ada jelang pernikahannya. Lalu, Asworo mengajak Wiwit menginap di salah satu hotel berbintang di Jalan Angkatan 45 Palembang.
"Awalnya ingin ikut menginap, tapi tidak jadi karena masih kesal. Jadi saya tinggalkan dia sendiri di hotel, saya pulang ke mes kerja," ujarnya.
Pada Minggu pagi, 7 Mei 2017, sekitar pukul 05.00 WIB, Asworo lalu menjemput Wiwit ke hotel dengan mengendarai mobil Toyota Kijang Avanza Hitam yang disewanya.
Mereka berencana akan berangkat pada Minggu menggunakan pesawat terbang menuju ke Yogyakarta. Ternyata, Wiwit belum memesan tiket pesawat untuk mereka berdua. Padahal saat itu mereka dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
"Saya semakin marah karena dia belum juga membeli tiket pesawat, padahal kami sudah mau ke bandara," katanya.
Pertengkaran mulut pun tak terelakkan. Terlebih mereka kembali meributkan masalah biaya pernikahan yang belum ada. Calon pengantin wanita itu juga turut terpancing emosi karena kekasihnya seakan ingin lepas tangan.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Buang Kekasih Saat Sekarat
Emosi Asworo semakin memuncak ketika Wiwit menuntut Asworo-lah yang seharusnya menyiapkan biaya pernikahan mereka.
"Awalnya dia mau menanggung semua biaya pernikahan, tapi saat itu dia menyuruh saya yang menyediakan uangnya," katanya.
Karena tidak bisa mengontrol emosi, akhirnya Asworo menonjok wajah korban dengan kuat. Tak berhenti di situ, kekasih calon pengantin wanita itu juga memukuli tubuh korban menggunakan kunci setir sebanyak sepuluh kali sampai Wiwit tak berdaya.
Melihat kondisi korban yang sekarat, Asworo langsung membuang tubuh Wiwit ke semak-semak di Jalan Sungai Sedapat, RT 41/8 Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami Palembang.
"Saat saya buang Wiwit, tubuhnya masih bergerak. Dia masih hidup, tapi sepertinya sudah sekarat. Saya langsung tinggal pergi," ujarnya.
Asworo lalu menuju ke mesin ATM dan mentransfer seluruh uang Wiwit dengan total Rp 500.000 ke rekeningnya.
Untuk menghilangkan bercak darah Wiwit di dalam mobil, Asworo membawa mobil sewaannya ke kolam retensi di kawasan kampus di Jalan Mayor Ruslan Palembang.
Seluruh bercak darah Wiwit dibersihkannya dengan air kolam retensi tersebut. Tersangka lalu mengembalikan kendaraan sewaannya ke rental mobil pada malam harinya dan pulang ke mes-nya.
Senin pagi, 8 Mei 2017, Asworo membawa tas berisi pakaiannya dan mengendarai sepeda motornya menuju ke Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Di sana, ia menjual sepeda motor dan kamera DSLR-nya seharga sekitar Rp 6,5 juta.
Dengan modal uang ATM korban dan hasil jual barangnya, Asworo lalu berangkat ke Lampung dengan menumpangi mobil travel. "Sepeda motor saya jual juga untuk menghilangkan jejak," ujarnya.
Asworo memilih kabur ke Lampung karena dia mempunyai kerabat di sana. Namun, ia justru menginap di hotel berbintang sebelum akhirnya berpindah-pindah tempat untuk menghilangkan jejak. Karena uangnya semakin menipis, akhirnya Asworo memilih menginap di kos murah.
Setelah sebulan melarikan diri, akhirnya Tim Rimau Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel meringkusnya di dalam rumah kos.
Penangkapan terjadi pada hari Senin siang, 12 Juni 2017, dengan mengerahkan belasan anggota kepolisian.
Pelaku berhasil ditangkap setelah sebulan jadi buronan. "Ini pembunuhan sadis, sehingga jadi atensi kami," kata Kapolda Sumsel, Irjen Agung Budi Maryoto.
Advertisement