Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor asing masih melanjutkan aksi jual.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (15/6/2017), IHSG turun 16,61 poin atau 0,29 persen ke level 5.776,28. Indeks saham LQ45 melemah 0,41 persen ke level 970,15. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,83 persen.
Ada sebanyak 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 131 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 120 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 278.382 kali dengan volume perdagangan 6,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 296,51 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.286.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan yang dipimpin penurunan sektor saham aneka industri susut 2,31 persen. Disusul sektor saham pertanian turun 0,58 persen dan sektor saham konstruksi merosot 0,47 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham YULE melonjak 25,83 persen ke level Rp 190 per saham, saham AGRS melonjak 25 persen ke level Rp 290 per saham, dan saham DGIK mendaki 21 persen ke level Rp 121 per saham.
Saham-saham yang catatkan top losers antara lain saham SONA turun 23,78 persen ke level Rp 1.410 per saham, saham INTA tergelincir 16,34 persen ke level Rp 256 per saham, dan saham TALF merosot 12,5 persen ke level Rp 350 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tergelincir. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,2 persen ke level 25.565, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,46 persen ke level 2.361,65, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,26 persen ke level 19.831, indeks saham Singapura turun 0,66 persen ke level 3.232. Sementara itu, indeks saham Shanghai naik 0,06 persen ke level 3.132 dan indeks saham Taiwan mendaki 0,16 persen ke level 10.088.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menilai saat ini belum terlalu banyak sentimen. Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen, William menilai dampak itu hanya jangka pendek ke IHSG. Selain itu, data ekonomi seperti neraca perdagangan pada Mei 2017 juga mencatatkan surplus US$ 470 juta. Ini menjadi sentimen positif untuk IHSG.
"Pelaku pasar menunggu keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: