Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kejahatan menggunakan senjata api akhir-akhir ini semakin meresahkan masyarakat. Kepolisian pun bertindak, di antaranya menggelar razia dan menggeledah beberapa tempat pembuatan senjata api.
"Kita lakukan razia di tempat-tempat perakitan dan kemudian kita juga sudah melakukan penyitaan terhadap senjata api rakitan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Advertisement
"Ada beberapa tempat yang sudah kita datangi. Di Jawa Barat ada, di Sulawesi ada, di Sumatera ada," dia melanjutkan.
Martinus mengatakan, di tempat perakitan senjata api tersebut umumnya para perajin senapan angin.
"Lebih pada keterampilan, maka yang melakukan itu umumnya mereka perajin senapan angin," kata dia.
Terkait produksi senjata api rakitan, menurut Martinus, para perajin biasanya hanya memproduksi sesuai pesanan.
"Itu by order. Jadi berapa orang yang pesan. Pemesanan tergantung peluru. Kalau peluru yang dia peroleh adalah peluru diameter tertentu, maka selongsongnya dan alur-alur yang ingin dibuatnya sama dengan peluru itu sendiri supaya bisa cocok," kata dia.
"Lebih banyak by order ini yang mereka buat, kemudian mereka jual. Tidak mereka buat, mereka produksi, mereka simpan," Martinus melanjutkan.
Hal sama juga sempat dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto. Menurut dia, Polri sudah menyita sekitar 3.000 senjata api rakitan.
"Peredaran (senjata api) ini sudah dilakukan razia. Ada pabrikan home industry di kawasan Sumatera sudah 3.000 senjata api rakitan, kita sita baik yang diserahkan ataupun yang kita razia di lapangan," ujar Rikwanto saat ditemui di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 14 Juni 2017.
Rikwato menjelaskan mulai dari perajin senapan angin yang 'nakal', sampai mesin bubut senapan kini sudah diamankan polisi.
"Ada perajin senapan angin namun ada yang nakal. Dia juga menerima pesanan, itu juga sudah kita tangkap. Orangnya masih di sel sampai saat ini. Dari mesin bubutnya yang setengah jadi, belum jadi, sampai yang sudah jadi, sudah kita sita semua," Rikwanto memungkas.
Saksikan video menarik berikut ini: