Liputan6.com, Jakarta - Sejak menyabet predikat layak investasi atau investment grade dari Standard & Poor's, Indonesia keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia semakin positif. Prestasi ini mendorong derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dan mengangkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2017 tetap surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Sementara defisit transaksi berjalan diprediksi terjaga pada level sehat.
"Besarnya surplus transaksi modal dan finansial didukung perkiraan meningkatnya aliran masuk modal portofolio dan investasi langsung seiring dengan positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," jelas Tirta di kantornya, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Lebih jauh Tirta menerangkan, persepsi positif investor didukung oleh peringkat sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade oleh ketiga lembaga rating utama dunia, yakni S&P, Fitch, dan Moody's.
Baca Juga
Advertisement
"Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia sampai dengan akhir Mei 2017 mencapai US$ 9 miliar (year to date)," paparnya.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Mei 2017 tercatat 124,95 miliar, meningkat dari posisi akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 123,25 miliar. Jumlah tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Tirta menuturkan, besarnya aliran modal masuk ini mendorong penguatan nilai tukar rupiah pada Mei 2017. Kurs mata uang Garuda secara bulanan, point to point tercatat menguat sebesar 0,05 persen ke level Rp 13.323 per dolar AS. Pergerakan rupiah stabil tercermin dari volatilitas rupiah yang rendah.
"Stabilitas nilai tukar rupiah didukung oleh besarnya aliran modal asing masuk dan semakin dalamnya pasar keuangan Indonesia," tuturnya.
Ke depan, Tirta memperkirakan, aliran modal asing dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) maupun investasi portofolio akan berlanjut seiring kebijakan reformasi struktural pemerintah dan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
"Kami akan tetap melakukan langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," katanya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: