Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump awal Juni menyatakan negaranya telah menarik diri dari Paris Agreement (Perjanjian Paris) untuk perubahan iklim yang disepakati pada 2015, di era pemerintahan Barack Obama.
Ulah Trump ini disikapi dingin. Sejumlah lembaga internasional seperti PBB dan Uni Eropa, kemudian tokoh internasional angkat bicara, termasuk dari dalam AS sendiri.
Advertisement
Terkait itu, tiga dubes asing di Indonesia mendatangi Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK. Yakni, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael von Ungern-Stenberg, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet, dan Duta Besar Uni Eropa untuk Delegasi Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup. Turut hadir juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Menurut JK, Indonesia tak berpaling dari Perjanjian Paris, tetap berkomitmen untuk menurunkan emisi global.
Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29 persen di bawah business as usual pada tahun 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Target ini diterapkan secara nasional melalui Peraturan Presiden 61/2011, yang juga dikenal sebagai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
"Konsisten untuk tetap berada dalam posisi pelaksanaan kelanjutan Paris Agreement. Malah kita sudah lebih maju. Mungkin minggu depan ada satu persetujuan-persetujuan baru dengan Kalimantan," ucap JK di kantornya, Kamis (15/6/2017).
JK menjelaskan, persetujuan nanti akan membahas soal hutan yang berada di Kalimantan, sesuai dengan prinsip-prinsip Perjanjian Paris. Karena itu, dia menegaskan, Indonesia tidak terpengaruh dengan sikap Trump.
"Untuk menegaskan saja, tidak dipengaruhi. Apa yang diisukan AS, Indonesia tetap pada posisi Paris Agreement,"tegas JK.
Sementara itu, di tempat yang sama, Menteri Siti mengatakan, kehadiran para Dubes di kantor Wapres, menandakan bahwa dunia Internasional memberikan dukungan besar untuk Indonesia.
Dia pun menegaskan, tanpa ditanya, sebenarnya Indonesia sudah menjalankan apa yang menjadi komitmen di Perjanjian Paris. Beberapa daerah sudah mulai mengimplementasikannya.
"Provinsi termasuk Kaltim, Sumsel, sebagian Kalteng, sedikit juga di Riau, Papua juga. Nah ini sudah ada rintisan-rintisannya, bagaimana caranya dari operasi ataupun implementasi di Paris Agreement,"kata Siti.
Senada JK dan Siti, Dubes Perancis Jean-Charles Berthonnet, mengatakan komitmen negara-negara akan Perjanjian Paris sangat dibutuhkan, terlebih dalam menghadapi pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman, Juli 2017 Nanti.
"Ini sangat penting bagaimana untuk bersama, khususnya pada pertemuan di G-20 di Hamburg. Jadi sangat penting untuk diketahui bahwa secara umum semua negara komitmen akan adanya Perjanjian Paris," jelas Berthonnet.
Sementara itu, Dubes Jerman Michael von Ungern-Stenberg, menyatakan setelah keluarnya Amerika Serikat keluar, tidak ada pengaruh apapun. Bahkan negara-negara masih berkomitmen dengan Perjanjian Paris.
"Setelah Amerika Serikat keluar, seluruh dunia yang terlibat dalam perjanjian masih tetap bertahan. Ini sangat penting untuk diketahui," pungkas Stenberg. (Putu Merta Suya Putra)
Baca Juga
Jusuf Kalla Terpilih Lagi Jadi Ketua PMI, Dubes Inggris untuk Indonesia Ucapkan Selamat dan Puji Kepemimpinannya
Pemprov Jakarta Siapkan 1.783 Unit Rusun untuk Warga Terdampak Kebakaran di Kemayoran
4 Respons Mulai Sudirman Said hingga Menkum Supratman soal Kisruh Dualisme Kepemimpinan PMI JK Vs Agung Laksono