Liputan6.com, London - Salah seorang penghuni apartemen Grenfell Tower di London melakukan siaran langsung via Facebook Live mengenai kondisi gedung 24 lantai itu saat terbakar.
Perempuan yang diketahui bernama Rania Ibrahim itu berada di lantai 23 ketika si jago merah melahap bangunan tersebut pada Rabu, 14 Juni 2017 dini hari.
Advertisement
Dalam video itu, terdengar Rania berteriak ke luar jendela, "Halo, kami terjebak di lantai 23!". Banyak orang terjebak di atas ini!", ujar Rania yang belakangan diketahui berasal dari Mesir.
Terdengar juga ia berdoa menyebut nama Allah, serta meminta maaf kepada semua orang yang dia kenal dalam bahasa Mesir.
Rekaman itu juga memperlihatkan ada seorang perempuan selain Rania yang memintanya untuk tidak membuka pintu agar asap kebakaran gedung tak masuk. Tapi ia nekat membuka karena mendengar orang di luar berteriak meminta ikut masuk ke dalam unitnya.
Berikut rekaman mendebarkan video bagaimana ia terjebak di tengah kobaran api:
Dikutip dari Metro.co.uk, pada Jumat (16/6/2017), kerabat Rania mengaku belum mendengar kabar tentang ibu dua anak perempuan itu, setelah Facebook Live yang ia siarkan berakhir. Mereka pun masih menanti informasi dari pihak keamanan tentang nasib keluarga kecil itu.
"Saudara laki-laki saya tak melihat istri dan dua anak perempuannya. Tak ada yang melihatnya. Kami baru saja kembali dari rumah sakit," kata kerabat Rania bernama Ali Ahmed.
"Mereka berada di lantai 23, itu terlalu tinggi. Dia membuat video Facebook sambil mengatakan bahwa seluruh penghuni, sesuai aturan, wajib tinggal dalam unitnya kalau ada kebakaran," lanjutnya.
Sementara itu, teman Rania mengunggah foto perempuan itu bersama dua anaknya di Facebook.
Foto itu memuat tulisan, "Rania Ibrahm adalah teman saya, ia masih hilang dari Grenfell Tower. Jika Anda melihatnya, atau mendengar kabar keluarganya, tolong kontak saya."
Rania dan dua anaknya termasuk 50 orang yang dilaporkan masih hilang dalam insiden kebakaran Grenfell Tower.
Sejauh ini, data korban tewas terbaru kebakaran apartemen London mencapai 17 orang. Jumlah itu belum final.
Sementara, 76 orang lainnya dirawat di rumah sakit, 18 di antaranya dalam kondisi kritis.