Akan Muncul Larangan Memodifikasi Motor

Tidak semua builder mengutamakan faktor keselamatan karena mengejar biaya modifikasi yang sangat minim.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 16 Jun 2017, 21:12 WIB
lima pemenang Back Street Heroes Custom Bike Building Championship.

Liputan6.com, Jakarta Semakin menjamurnya motor-motor modifikasi, atau biasa disebut custom bike tentu membuat banyak pemain yang tertarik untuk terjun di bidang ini. Namun, tidak semua builder mengutamakan faktor keselamatan karena mengejar biaya modifikasi yang sangat minim atau memang tidak sepenuhnya paham dengan modifikasi.

Menanggapi hal tersebut, Bimo Hendrawan, owner dari Bimo Custombikes Jakarta sekaligus juri dari Suryanation Motorland 2017, mengatakan, "Hal ini yang harus diantisipasi. Karena banyak konsumen yang ingin tampil gaya dengan motor custom, hanya saja meminimalisir budget. Celah ini yang diambil oleh builder nakal yang kurang paham dengan faktor keselamatan."

"Akibatnya banyak konsumen yang kecewa saat motor sudah jadi. Karena hasilnya mengecewakan, dia (konsumen) kapok dengan motor modifikasi, dan akhirnya memilih untuk menggunakan motor standar," sanggup pria yang akrab disapa Pak Haji Bimo.

Menurutnya, dalam memodifikasi motor tidak bisa sembarangan. Misalkan mulai dari pemilihan bahan, kualitas produk aftermarket yang digunakan, pengelasan, hingga penghitungan sudut-sudut pada rangka. "Jika builder memahami unsur keselamatan, tentu semua sudah dipertimbangkan secara matang. Sehingga mau seperti apapun aliran modifikasinya, jika sudah diperhitungkan tentu akan memenuhi standar," ungkapnya.

Salah satu yang dikhawatirkan dari modifikasi yang tidak memenuhi standar keselamatan adalah munculnya larangan untuk memodifikasi motor. "Jika kecelakaan banyak melibatkan custom bike yang tidak memenuhi standar, saya takut suatu saat akan muncul larangan untuk memodifikasi motor, dan larangan tersebut dipukul rata kepada semua builder," pungkasnya.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya