Wiranto: Indonesia Waspada Hadapi Ancaman ISIS Filipina

Menurut Menko Polhukam Wiranto, jangan menggunakan istilah yang dapat membingungkan masyarakat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jun 2017, 14:04 WIB
Menkopolhukam Wiranto memberikan penjelasan dalam Konferensi pers Saber Pungli di Media Center Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (24/11). Wiranto menegaskan, pemerintah sangat serius menangani pemberantasan pungli. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah daerah dengan stakeholder lain, seperti TNI, Polri, BNPT dan masyarakat di Manado 14 Juni kemarin. Rakor digelar untuk membahas terorisme di Indonesia serta konflik Marawi, Filipina Selatan, yang melibatkan ISIS.

Sempat beredar, dalam rapat tersebut telah ditetapkan status siaga I bagi daerah perbatasan yang berdekatan dengan Marawi. Namun informasi itu dibantah Wiranto.

"Itu enggak usah pakai status. Kewaspadaan yang tinggi. Nanti kalau tingkat siaga, dikaitkan dengan masalah darurat dan sebagainya. Enggak ada," ucap Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Menurut dia, jangan menggunakan istilah yang dapat membingungkan masyarakat. Kata yang tepat digunakan hanya kewaspadaan tingkat tinggi.

"Jangan sampai nanti membingungkan masyarakat. Kewaspadaan tingkat tinggi kok," tegas Wiranto.

Karena itu, dalam rapat koordinasi tersebut dibahas upaya pemantapan kewaspadaan Indonesia. Di mana kemungkinan luapan ISIS dari Marawi bisa saja hadir, usai digempur di Filipina.

"Biasanya kalau satu tempat digempur, itu luapannya kan menyebar ke daerah lain. Nah, kita kan cukup dekat ini. Kalau jarak darat itu 300 km, itu cukup dekat. Oleh karena itu, kewaspadaan harus kita tingkatkan," ujar Wiranto.

 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya