Liputan6.com, Shibuya - Line belum berencana mengembangkan sayapnya ke pasar Amerika dan Eropa. Aplikasi pesan instan itu masih fokus pada pengembangan bisnisnya di empat negara di Asia, yakni Jepang, Taiwan, Thailand, Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Alasan fokus ke empat negara di Asia, karena kami melihat potensial market di situ. Terutama di Jepang dan Taiwan. Kedua negara tersebut punya mature market. Thailand dan Indonesia masih growth potential," ujar CEO Line Takeshi Idezawa, di kantor pusat Line, di Shinjuku, Tokyo, Jepang, Jumat 16 Juni 2016.
Menurut dia, Line melihat puncak pertumbuhan industri ini di Asia terjadi pada 10 tahun ke depan.
Selain itu, butuh banyak pemikiran yang matang untuk ekspansi ke pasar barat. Oleh karena itu, Line memutuskan untuk memperkokoh jangkarnya di Asia. Terlebih di Asia, Line telah memiliki hampir 200 juta pengguna.
"Kami memiliki banyak pengguna di Asia. Kami dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan lebih banyak servis," kata Idezawa.
Ia menambahkan, Line akan terus mengembangkan sejumlah servis dengan bumbu lokalisasi. Program-program ini disesuaikan dengan karakter pengguna Line di empat negara bidikan, Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Thailand.
(Rita Ayuningtyas/ Ysl)