Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah meminta masyarakat untuk tidak menggunakan sepeda motor, sebagai pilihan transportasi mudik lebaran. Kendaraan roda dua ini dinilai tidak layak sebagai transportasi jarak jauh, dan lebih rawan mengalami kecelakaan.
Baca Juga
Advertisement
Namun dengan berbagai alasan, masih banyak para pemudik yang menggunakan sepeda motor setiap tahunnya. Memang, tidak bisa benar-benar dilarang, namun setidaknya upaya untuk menekan fatalitas angka kecelakaan harus ditingkatkan.
Hal tersebutlah yang menjadi dasar Independent Bikers Club (IBC), dan Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), untuk terus mensosialisasikan berkendara dengan resiko kecelakaan yang minim, tidak hanya saat musim mudik lebaran tapi juga ketika berada di jalan raya setiap hari.
"Itulah kenapa kami membuat Aksi Simpatik dan Diskusi Mudik Sehat, Mudik Selamat. Kami ingin menyebarluaskan berkendara yang minim risiko," ujar Harso Kurniawan, Ketua IBC di Jakarta, Sabtu (17/6/2017).
Sementara itu, Edo Rusyanto, Koordinator Jarak Aman menegaskan, jumlah korban meninggal karena kecelakaan di Jalan masih sangat tinggi, sekitar 70 orang per hari.
"Kami mengajak masyarakat untuk berkendara secara aman, dan jika tidak saling mengingatkan bakal sangat berbahaya, karena kecelakaan bisa memangkas generasi ke depan," tambah Edo.
Lanjut Edo, tren penggunaan sepeda motor faktanya memang masih tinggi, namun fakta lain menyebutkan angka kecelakaan terus menurun.
"Saat melakukan mudik, perlu diingat ada manajemen mudik. Ada hal yang harus diperhatikan, seperti persiapan sebelum mudik, waktu istirahat, dan kondisi kendaraan," tegas Edo.
Untuk diketahui, IBC dan Jarak Aman telah berkolaborasi sejak tahun lalu, untuk terus berupaya meningkatkan kesadaran pemotor untuk tertib berlalu lintas di jalan raya agar fatalitas kecelakaan yang terjadi terus berkurang.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini: