Liputan6.com, Kabul - Tujuh personil militer Amerika Serikat terluka oleh serangan pasukan tentara Afghanistan di dalam Camp Shaheen, pada 17 Juni 2017. Kabar itu dilaporkan oleh Resolute Support Mission NATO di Afghanistan.
Camp Shaheen terletak di Mazar-i-Sharif, utara Afghansitan. Sedangkan Resolute Support Mission adalah gugus tugas NATO sebagai penasihat (military advisers) angkatan bersenjata dan pasukan keamanan Afghanistan dalam bagian besar operasi Global War on Terrorism.
Baca Juga
Advertisement
Insiden di Camp Shaheen itu disebut sebagai serangan 'green-on-blue' atau 'insider attack/serangan orang dalam' yang dilakukan oleh tentara Afghanistan (green) kepada pasukan AS (blue). Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, Minggu (18/6/2017).
Ketujuh korban berhasil dievakuasi dan telah mendapatan perawatan medis. Sementara itu, pelaku telah berhasil dilumpuhkan. Saat ini, Resolute Support Mission NATO tengah menyelidiki insiden tersebut.
Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Afghanistan turut melaporkan insiden serupa. Namun, jumlah korban hanya berjumlah empat tanpa menyebut secara detail mengenai status kewarganegaraan mereka.
Dan kini, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Abdul Qahar Aram, pihaknya turut menyelenggarakan investigasi terpisah dari NATO atas insiden tersebut.
Voice of America mewartakan bahwa insiden di Camp Shaheen disorot oleh Taliban yang memuji aksi pelaku dan menyebutnya sebagai seorang 'pahlawan'.
Kejadian serupa yang diduga memiliki keterkaitan dengan Taliban juga sempat terjadi sebelumnya.
Pada 10 Juni 2017, seorang pasukan khusus Afghanistan menembak sejumlah pasukan AS di Provinsi Nangarhar. Tiga di antaranya tewas, pelaku berhasil dilumpuhkan dan tewas di lokasi kejadian.
Dan Taliban mengklaim insiden serangan 10 Juni 2017 itu didalangi oleh salah satu anggotanya yang berhasil menyusup masuk ke dalam Angkatan Bersenjata Afghanistan. Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid mengklaim bahwa militannya yang bertanggung jawab atas serangan itu.
"Seorang penyusup mujahid dari Islamic Emirate yang merupakan bagian dari Taliban mendaftarkan diri jadi tentara pemerintah Kabul, menyerang tentara Amerika di daerah Lata Band di Distrik Achin di Provinsi Nangarhar hari ini pada sore hari," kata sebuah pernyataan tertulis dalam bahasa Pashto yang diterima CNN.
"Penjajah Amerika ada di sana untuk mendukung budak Afghanistan mereka," lanjutnya.
Sementara itu, Camp Shaheen pernah menjadi sasaran serangan Taliban pada April 2017 lalu. Dengan menggunakan bom dan senjata api, serangan Taliban itu menewaskan 150 pasukan dengan korban luka yang cukup banyak.
Saat ini, menurut laporan VOA, diplomat di Afghanistan juga tengah menyelidiki adanya kemungkinan sejumlah insiden 'green-on-blue' yang didasari atas motif balas dendam. Sebelum insiden penembakan di Nangarhar 10 Juni 2017 terjadi, pasukan AS sempat menembak tewas 2 polisi Afghanistan dalam sebuah insiden 'friendly fire'.
Investigasi lebih lanjut masih terus dilakukan.
Saksikan juga video berikut ini
Situasi Terkini Intervensi AS - NATO di Afghanistan
Korban pasukan Amerika Serikat dan koalisi dalam operasi militer Global War on Terror di Afghanistan telah jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah korban turun drastis sejak Pemerintah Afghanistan bertanggung jawab atas operasi tempur pada tahun 2014.
Namun, pada akhir April 2017 lalu, dua anggota tentara AS tewas dan satu lainnya terluka saat melakukan serangan gabungan di Distrik Achin, kata seorang juru bicara Pentagon. Operasi tersebut menargetkan ISIS-K, afiliasi kelompok teror Afganistan.
Distrik Achin adalah basis operasi utama ISIS di Afghanistan dan telah menjadi lokasi beberapa misi kontraterorisme gabungan AS-Afghanistan. Seorang tentara Pasukan Khusus Angkatan Darat AS terbunuh melawan kelompok teror di sana pada awal April.
Distrik tersebut juga berada di tempat di mana AS menjatuhkan salah satu bom paling kuatnya, membunuh hampir 100 pejuang ISIS, menurut pejabat Afghanistan.
Pada awal 2016, pasukan keamanan Afghanistan yang didukung penasihat militer AS melancarkan serangan besar terhadap ISIS.
Jenderal John W. Nicholson, komandan Pasukan AS Afghanistan, mengatakan bahwa kelompok teror tersebut telah kehilangan sekitar setengah dari militannya dan berhasil diusir dari dua pertiga wilayahnya.
Pengusiran terhadap ISIS terbaru dimulai pada Maret tahun ini.
Pejabat AS memperkirakan ISIS memiliki 600 sampai 800 militan di negara tersebut. Kebanyakan anggotanya terdiri dari mantan anggota kelompok teror regional lainnya, seperti Taliban Pakistan dan Gerakan Islam Uzbekistan. ISIS diyakini berada di balik serangkaian serangan teror, termasuk serangan mematikan baru-baru ini di sebuah rumah sakit di Kabul.
Ada sekitar 8.400 tentara AS di Afghanistan yang melaksanakan operasi kontra-terorisme. Misi kontra-terorisme AS terpisah dari upaya NATO yang melatih, memberi saran, serta membantu tentara Afghanistan dan pasukan polisi dalam perang melawan Taliban.