Liputan6.com, Palembang - Jelang waktu berbuka puasa pada Sabtu (17/6/2017) lalu, warga Palembang dikagetkan dengan kasus bunuh diri. AN (22) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Jalan M Isa, Lorong Sei Jeruju II, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Jenazah wanita berkulit sawo matang ini ditemukan pertama kali oleh suaminya, Sandi (31), di dalam kamarnya. Padahal, suaminya baru pulang sekitar pukul 17.30 WIB dan ingin berbuka puasa bersama istrinya.
"Saya baru pulang ke rumah, pintu tidak dikunci. Waktu saya masuk ke dalam, saya langsung kaget melihat istri saya sudah tergantung di kain yang diikat di kusen pintu kamar," ujarnya kepada pihak kepolisian, Minggu, 18 Juni 2017.
Sandi pun langsung berteriak dan meminta tolong kepada para tetangga. Karena takut mengevakuasinya, warga langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Ilir Timur II Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Baca Juga
Advertisement
Tak lama kemudian, pihak kepolisian langsung datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Petugas langsung mengevakuasi tubuh jenazah ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Palembang. Beberapa barang bukti seperti sehelai kain yang digunakan untuk bunuh diri juga turut diamankan.
Menurut Kapolsek IT II Palembang, Kompol Hadi Wijaya, dari penyelidikan sementara, kuat dugaan korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena masalah perekonomian keluarga.
"Kita sudah memeriksa beberapa saksi, termasuk suami korban dan kepala Rumah Tetangga (RT) setempat. Ini murni kasus bunuh diri, kemungkinan karena masalah ekonomi," ujarnya.
Kecelakaan di Jalan
Selain kasus bunuh diri, angka kematian warga Sumsel, termasuk Palembang saat bulan Ramadan juga disumbang dari kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Bahkan, hingga H-7 menjelang Idul Fitri 1438 Hijriah, 26 orang warga Sumsel meninggal dunia saat mengemudikan kendaraan.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Kombes Raden Slamet Santoso mengatakan, tiga minggu terakhir kecelakaan masih didominasi pengguna sepeda motor.
"Ada 50 lakalantas di Sumsel, di mana 19 korban luka ringan, 31 korban luka berat dan 26 korban meninggal dunia," ungkapnya.
Tingkat kecelakaan tinggi berasal dari Kota Palembang, disusul kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir (OI), dan Banyuasin.