Genderang Mudik di H-7 Lebaran

Sejumlah stasiun yang biasa mengangkut pemudik menuju wilayah Jawa telah dipadati calon penumpang

oleh Pramita TristiawatiYandhi DeslatamaIka Defianti diperbarui 19 Jun 2017, 00:09 WIB
Kereta api Argo Muria memasuki jalur 3 Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (28/6). Memasuki H-8 Idul Fitri, warga mengaku sengaja mudik Lebaran lebih awal guna memanfaatkan libur panjang sekolah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-7 jelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah, suasana arus mudik sudah dirasakan di sejumlah kota di Indonesia, seperti di Jakarta,  Surabaya, dan sejumlah kota-kota besar lainnya.

Lebaran memang menjadi momentum warga perantauan untuk berkumpul dengan sanak keluarganya di kampung halaman.

Dari tahun ke tahun, tradisi mudik memang sudah dirasakan seminggu jelang hari raya. Mulai dari semakin meningkatnya jumlah arus kendaraan yang meramaikan ruas jalan tol, padatnya terminal dan pelabuhan, hingga makin sesaknya antrean di stasiun kereta api.

Di wilayah Jakarta saja, sejumlah stasiun yang biasa mengangkut pemudik menuju wilayah Jawa telah dipadati calon penumpang. Pantauan Liputan6.com, Minggu (18/6/2017), banyaknya jumlah calon penumpang membuat bangku di ruang tunggu yang disediakan pihak stasiun tidak dapat menampung keseluruhan pemudik.

Salah satunya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, sekitar 25 ribu pemudik memadati stasiun kereta api jarak jauh tersebut. Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin mengatakan, jumlah penumpang di Stasiun Pasar Senen terus meningkat.

Pada 15 Juni, tercatat ada 23.905 penumpang, 16 Juni ada 25.038 penumpang. Kemudian pada 17 Juni kemarin tercatat 25.265 penumpang dan pada hari ini telah tercatat sebanyak 25.265 pemudik yang akan naik dari Stasiun Pasar Senen.

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan tingginya animo masyarakat untuk pulang ke kampung halaman menggunakan kereta api.

"Kalau hari ini, sampai sekarang sudah ada 25 ribuan penumpang. Kemungkinan (akan terus naik), karena itu data yang sudah transaksi," kata dia.

Sementara untuk penumpang di Stasiun Gambir, pada 15 Juni lalu tercatat sebanyak 13.235 penumpang, pada‎ 16 Juni tercatat 15.706 penumpang. Kemudian pada ‎17 Juni sebanyak 15.695‎ penumpang, serta pada 18 Juni sebanyak 14.258 penumpang.

Tak hanya di Jakarta, jumlah pemudik kereta api yang berhenti di Cirebon mengalami lonjakan pada H-7 Lebaran.

Berdasarkan data yang ada di posko mudik di Stasiun Cirebon pada Minggu (18/6/2017), hingga pukul 10.00 WIB, total penumpang yang turun di wilayah PT KAI Daop 3 Cirebon mencapai 6.128 penumpang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari penumpang pada H-7 di tahun sebelumnya 4.923 orang.

Sementara untuk penumpang yang naik dari Daop 3 Cirebon pada H-7 tahun 2017 mencapai 4.371. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 2.339 orang.


Melonjak di H-2 Lebaran

Suasana arus mudik sejumlah calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (28/6). Memasuki H-8 Idul Fitri, warga mengaku sengaja mudik Lebaran lebih awal guna memanfaatkan libur panjang sekolah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Manager PT KAI Daop 3 Cirebon, Krisbiyantoro mengatakan, kenaikan jumlah penumpang yang turun di Daop 3 Cirebon masih belum signifikan. Diprediksi lonjakan penumpang terjadi pada malam nanti.

"Kenaikan penumpang kereta api ini karena masyarakat kini lebih nyaman dan makin percaya terhadap pelayanan yang kami berikan," kata Kris di Cirebon, Minggu (18/6/2017).

Dia mengatakan, kenaikan penumpang juga terlihat sejak H-10, Rabu, 15 Juni 2017. Jumlah penumpang yang turun sebanyak 4.685 orang, sedangkan jumlah penumpang yang naik mencapai 3.307 orang.

Pada H-9, jumlah penumpang yang turun di Daop 3 Cirebon mencapai 5.074. Jumlah penumpang yang naik mencapai 3.594 penumpang.

Untuk H-8, jumlah penumpang kereta api yang turun di Daop 3 Cirebon 6.581 orang, sedangkan penumpang yang naik mencapai 3.565 penumpang.

"Kita perkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 Lebaran nanti," kata Kris.

Sementara itu, Kepala Stasiun Gambir Rizky Alfrida mengungkapkan lonjakan penumpang di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, diprediksi terjadi pada dua hari sebelum Lebaran dan saat Lebaran. Lonjakan itu diperkirakan meningkat hingga 3,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Jadi tanggal 23 Juni mencapai 15.862 orang, untuk tanggal 24 Juni itu puncaknya mencapai 16. 424 orang dan saat Lebaran sebanyak 15.862 penumpang," kata Rizki di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (18/06/2017).

Menurut dia, saat liburan hari biasa jumlah penumpang hanya berkisar pada 11 hingga 12 ribu penumpang saja.

"Tapi sekarang sudah mencapai 14.258 penumpang, itu juga rata dari keberangkatan pagi, siang, hingga malam," tutur Rizki.

Dia menambahkan, lonjakan ini sudah termasuk dalam 12 rangkaian kereta tambahan. Selanjutnya untuk mengantisipasi penumpukan saat penukaran tiket, calon penumpang yang akan mudik diperbolehkan mencetak tiket pada 7x24 jam sebelum keberangkatan.

"Itu supaya dapat mengurai antrean. Dulu cetak itu saat akan keberangkatan," ucap Rizki.

Berbeda dengan tingginya jumlah calon pemudik melalui dengan kereta api, arus mudik Lebaran melalui pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni masih berjalan normal dan belum terlihat lonjakan penumpang dari berbagai daerah di Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera.

Berdasarkan pantauan, Minggu (18/6/2017), penumpang mudik Lebaran 2017 melalui Pelabuhan Merak, Banten, dari berbagai daerah di Pulau Jawa menuju penyeberangan Pelabuhan Bakauheni Lampung masih normal.

Begitu juga sebaliknya, penumpang dari berbagai daerah di Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa juga belum terlihat meningkat. Bahkan, kondisi Pelabuhan Merak pada pagi hari, penumpang, pejalan kaki dan kendaraan tampak lengang.

Akibat penumpang normal, tentu kedatangan dan keberangkatan kapal yang bersandar di Pelabuhan Merak tepat waktu, tidak terjadi penumpukan penumpang maupun antrean kendaraan, dan penumpang dapat langsung diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni.

"Selama ini kondisi penyeberangan Merak-Bakauheni, tampak lancar dan belum terjadi lonjakan arus mudik lebaran," kata Yanto, seorang petugas pengatur lalu lintas dermaga, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, saat ini penumpang pejalan kaki dan penumpang di atas kendaraan normal, tidak terlihat peningkatan kendaraan pribadi di Dermaga I, II, III, IV, V dan Dermaga VI khusus sepeda motor Pelabuhan Merak.

"Kami memperkirakan, puncak arus mudik Lebaran pada Jumat (23/6)," ujar dia.

Nurdin (50), seorang penumpang pejalan kaki warga Tangerang, mengatakan dirinya bersama keluarga mudik lebih awal ke Lampung Utara karena perjalanan lancar tanpa kemacetan maupun penumpukan kendaraan.

Saat ini, ia berangkat pagi hari dan kondisi jalan Tol Tangerang-Merak lancar dan siang hari ini bisa diseberangkan menuju Pelabuhan Merak.

"Kami lebih nyaman mudik lebih awal karena tidak berdesakan juga tanpa terjadi penumpukan penumpang maupun kemacetan kendaraan," ungkap dia.

Berlakukan Tiket Online

PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak menyebutkan, penjualan tiket online sepanjang Minggu (18/6/2017) telah mencapai 1.000 tiket.

"Kami menilai saat ini masyarakat banyak membeli tiket online. Bahkan dua hari lalu mencapai 5.000 tiket," kata Humas ASDP Merak Mario Sardadi Oetomo, di Merak, Minggu.

Selama ini, Pelabuhan Merak melayani penjualan tiket online untuk mengatasi kemacetan maupun penumpukan penumpang. Setiap mudik dipastikan akan terjadi lonjakan penumpang pejalan kaki maupun kemacetan kendaraan di Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, Lampung. Karena itu, ASDP Merak memberikan kemudahan kepada masyarakat pengguna jasa penyeberangan melalui penjualan tiket online.

Penjualan tiket online sangat mudah, karena pemudik tidak perlu mengantre hingga menimbulkan kemacetan. Selain itu, pemudik merasa nyaman karena arus kendaraan berjalan lancar.

"Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembelian tiket online itu," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, selama ini minat pemudik Lebaran membeli tiket online sudah dilirik masyarakat. Pembelian tiket online memiliki keunggulan karena pemudik tidak harus mengantre hingga saling berdesakan. Selain itu, pembelian tiket online dinilai lebih praktis dilayani teknologi internet melalui daring.

"Kami mengajak masyarakat yang akan mudik Lebaran agar memanfaatkan penjualan tiket online," ujar Sardadi.

Dia menambahkan, ASDP Merak juga melayani penjualan tiket untuk pemudik sepeda motor khusus di Dermaga VI dengan 17 loket. Pemudik sepeda motor bisa membeli tiket di dermaga tersebut, sehingga perjalanan penyeberangan berjalan lancar.

Pemudik sepeda motor disediakan tempat beristirahat dengan mendirikan tenda. Pendirian tenda itu agar pemudik yang kelelahan bisa beristirahat dan dilengkapi sarana kesehatan gratis.

"Kami prediksikan malam ini pemudik sepeda motor meningkat dibandingkan sehari sebelumnya," ujar Sardadi.

Tak hanya angkutan laut, dan kereta api, mudik menggunakan sepeda motor juga menjadi salah satu pilihan warga kembali ke kampung halamannya. Polisi pun turut memberi perhatian khusus bagi para pemudik sepeda motor.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan pihaknya akan memberlakukan pelarangan melanjutkan perjalanan bila ditemukan pelanggaran berboncengan lebih dari dua orang. Kemudian membawa barang bawaan yang berlebih dan memodifikasi motor untuk mengangkut barang.

"Itu sudah harga mati kita larang. Apalagi bawa barang juga berlebihan. Sepeda motornya ditambahin papan depan, papan belakang, kayak pemain sirkus. Ini enggak boleh," terang dia.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Royke mengatakan pihaknya telah menyiapkan bus di pos-pos peristirahatan sepeda motor.

Bila ditemukan adanya kelebihan penumpang dan barang, polisi langsung meminta sebagian penumpang itu naik bus ke tempat tujuan.

"Ada juga beberapa yang kita siapkan bus, untuk ditumpangi anak, istri, si pengemudi motor. Kan, tidak mungkin bawa begitu banyak penumpang. Ini mau mudik atau bunuh diri kan?" tambah Royke.

Rawan Kecelakaan

Menggunakan sepeda motor untuk mudik memang tidak direkomendasikan. Pasalnya, kendaraan ini tidak dirancang untuk perjalanan jauh, dan memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan.

Dijelaskan Penasihat Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, 90 persen penyebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu, ia mengimbau bagi pemudik sepeda motor untuk selalu berhati-hati saat di perjalanan mudik Lebaran.

Selain itu, pria ramah ini juga menuturkan, pemilik motor jangan sembarangan memodifikasi motor. Sebab, hal tersebut bisa mengurangi fungsi keselamatan motor.

"Prinsipnya, pabrikan motor selalu memberikan produk yang aman. Buktinya, setiap motor yang dijual telah mengantongi SRUT," jelas Gunadi di sela-sela diskusi Mudik Sehat=Mudik Selamat, di Jakarta, Sabtu (18/6/2017).

Sementara itu, menurut Yuli Kurniawan, Kasubdit Dikmas Kamsel Korlantas Polri menyebutkan, penyebab kecelakaan adalah kelalaian dari pengemudi itu sendiri, seperti kelelahan sehingga terjadi tabrak depan atau belakang.

"Perjalanan mudik harus dipersiapkan dengan matang. Jangan dipaksakan, sampai di tujuan harus tetap menjaga standar keamanan, saat balik mudik juga begitu," tambah Yuli di tempat yang sama.

Jangan lupa, ketika berada di jalan saat mudik Lebaran harus tetap tetap patuhi peraturan lalu lintas. Pasalnya, dengan tertib di jalan raya bisa mengurangi angka fatalitas kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi sepanjang musim mudik dan balik Lebaran 2017.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya