Potret Menembus Batas: Hitam Putih Topeng

Maestro tari topeng, Didik Nini Thowok berguru ke segala penjuru merupakan sebuah kunci.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 19 Jun 2017, 02:18 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Berselaras dengan alam, energi, napas, detak jantung, pikiran, dan juga rasa. Bagi seorang penari harmoninya adalah sebuah simponi dan irama yang tersusun akan menjadi sebuah keindahan.

Tubuh adalah instrumen dasar seorang penari. Seorang penari akan mencurahkan waktu dan usaha yang sangat besar untuk mengembangkan kesadaran dan kontrol yang lebih tepat, sehingga menggapai keselarasan tubuh dan rasa.

Berguru ke segala penjuru adalah kunci. Ini pula yang dilakukan oleh seorang maestro tari topeng, Didik Nini Thowok.

Didik Nini Thowok bukan sekadar nama olok-olok. Didik merasa sangat cocok dengan nama yang tak lazim, yang terus menyodok dan kian mencolok.

Bahkan nama unik ini pelan-pelan menenggelamkan nama aslinya, Didik Hadiprayitno ataau Kwee Tjoen An. Dengan namanya, Didik telah mengelana ke-38 negara di seluruh dunia.

Berdandan dan mematut diri di ruang ganti menjadi ritual yang harus dijalani Didi Nini Thowok. Rupa-rupa aksesori dan urusan wajah beres, Didik mengemas diri dengan kain dan kebaya. Ia harus
masuk dan merasuk ke dalam topeng Dwi Muka, ciptaannya.

Tak kurang 10 hak kekayaan intelektual terdaftar atas nama Didik. Selama 52 tahun Didik hidup dan menghidupi topeng.

Saksikan selengkapnya Menari untuk Hidup yang ditayangkan Potret Menembus Batas, Senin
(19/6/2017).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya