Liputan6.com, Bandung - Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Bandung menemukan pemicu kelangkaan stok untuk darah golongan A dan AB, yaitu banyaknya permintaan darah sejenis di setiap pekan terakhir bulan Ramadan. Hal itu menyebabkan krisis persediaan labu darah di Kota Bandung.
Selain tingginya permintaan darah golongan A dan AB, para pendonor tetap untuk golongan darah itu berangsur menurun jumlahnya. Mayoritas pendonor saat itu tengah mempersiapkan perjalanan dan sudah melakukan perjalanan mudik.
Menurut Kepala UTD PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, meminta kepada para masyarakat yang membutuhkan darah golongan A dan AB membawa donor pengganti atau keluarga.
"Yang kritis darah golongan A, permintaannya tinggi sekali sementara AB juga stoknya sedikit tapi permintaannya tak terlalu tinggi sehingga tidak mencolok kekurangannya," kata Uke kepada Liputan6.com di Bandung, Sabtu, 17 Juni 2017.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, pihaknya masih berusaha menyiasati situasi kelangkaan darah golongan A dan AB. PMI menjalin kerja sama dengan TNI, pengurus gereja dan masjid untuk memenuhi kebutuhan darah menjelang musim mudik Hari Raya Idul Fitri 2017.
Dia mengatakan seluruh unit kendaraan transfusi darah yang berjumlah kurang dari 10, dikerahkan untuk menjemput darah ke individu dan kelompok pendonor.
"Kami harapkan pihak rumah sakit yang ada di Kota Bandung, terutama rumah sakit umum daerah, untuk ikut terlibat membantu pelayanan ketersediaan darah ini," ujar Uke.
Persediaan darah ideal untuk keseluruhan golongan yang ada di PMI Kota Bandung adalah 500 labu per harinya. Namun, beberapa hari terakhir ini jumlahnya turun drastis sampai di bawah 10 labu.