Warung Makan Tepi Pantai Depok Bantul Menantang Gelombang

Gelombang tinggi di Pantai Depok Bantul membuat sepuluh rumah makan rusak.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Jun 2017, 17:02 WIB
Gelombang tinggi di Pantai Depok Bantul membuat sepuluh rumah makan rusak. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 10 warung makan seafood di Pantai Depok Bantul rusak karena abrasi dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Gelombang tinggi dan angin kencang juga mengancam keberadaan warung makan lainnya yang saat ini belum terdampak langsung.

Abrasi yang terjadi di Pantai Depok, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, membuat jarak bibir pantai dengan area aktivitas pengunjung mepet. Pada tahun lalu, jarak warung makan dengan gelombang pasang tertinggi masih 100 meter. Kini, semua warung makan langsung berhadapan dengan gelombang laut.

Abrasi telah membuat bangunan teras untuk tempat santai pengunjung dan tempat parkir hancur. "Kalau gelombang pasang, air laut masuk ke warung makan," ujar Dardi Nugroho, pemilik warung makan seafood Salsabila 2, Minggu, 18 Juni 2017.  

Ia menuturkan, sebelumnya abrasi mengenai sisi barat, tapi sekarang bergeser ke tengah dan timur. Pemilik warung makan di kawasan itu juga sudah berupaya mengantisipasi terjangan gelombang tinggi dengan memasang bronjong atau penahan dari karung berisi pasir atau batu yang dipasang berjajar menyerupai talud.

"Siapa yang bisa melawan alam, bronjong tidak tahan lama, pasti jebol juga," kata Dargon, sapaan akrabnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan kondisi ini membuat wisatawan tidak nyaman. "Untuk sementara, kami minta pembatas dipasang demi kenyamanan pengunjung karena gelombang tinggi bisa datang sewaktu-waktu," ucapnya.

Ia juga tidak menampik abrasi telah mengakibatkan tata ruang di kawasan itu berubah. Sejumlah bangunan semipermanen hanyut setiap kali datang gelombang tinggi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya