Ratusan Sopir Pertamina se-Jabar Ikut Mogok Kerja Massal

Pemicu terbesar mogok kerja sopir depot PT Pertamina dilatarbelakangi pemecatan ratusan pekerja tanpa prosedur yang tepat.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Jun 2017, 14:30 WIB
Pemicu terbesar mogok kerja sopir depot PT Pertamina ini karena pemecatan ratusan pekerja tanpa prosedur sesuai. (Liputan6.com/Arie Nugraha).

Liputan6.com, Bandung - Ratusan sopir depot PT Pertamina Patra Niaga melakukan mogok kerja serentak hari ini di Jawa Barat sejak pukul 00.00 WIB. Mogok kerja massal sopir truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) itu diwujudkan dengan aksi unjuk rasa di depan depot Pertamina Ujungberung, Bandung, Jawa Barat.

Aksi itu dilakukan karena pihak perusahaan dianggap tidak pernah mengangkat mereka menjadi karyawan. Itu belum ditambah dengan durasi bekerja yang lebih dari delapan jam per hari tanpa pemberian uang lembur.

Juru bicara Federasi Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) Jawa Barat, Abdul Rosyid, mengatakan pemicu terbesar aksi mogok kerja massal itu dilatarbelakangi pemecatan ratusan sopir tangki tanpa prosedur yang tepat.

Pemecatan dilakukan di sejumlah daerah. Misalnya di daerah Plumpang (Jakarta) sekitar 300 orang dipecat, Lampung ada 34 orang, dan Ujungberung (Bandung) ada 15 orang. Lalu, Tasikmalaya serta sisanya ada di wilayah-wilayah lain. Rosyid mengatakan para sopir di-PHK dengan cara hanya memberikan SMS serta suratnya melalui pos. 

"Harusnya bisa melalui SP1, SP2, SP3 kemudian diskors sampai pada tindakan PHK," kata Rosyid di depan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ujungberung, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Senin (19/6/2017).


Pemicu terbesar mogok kerja sopir depot PT Pertamina ini karena pemecatan ratusan pekerja tanpa prosedur sesuai. (Liputan6.com/Arie Nugraha).

Rosyid mengaku salah satu contohnya pemecatan nonprosedur oleh anak perusahaan PT Pertamina tersebut terjadi kepada seorang sopir beberapa waktu lalu. Sopir bersangkutan sedang sakit, tapi dipecat tanpa ada peringatan terlebih dahulu.

Padahal, berdasarkan keterangan resmi dari dokter, sopir yang jatuh sakit itu akibat terpapar zat kimia dari BBM yang diangkutnya. "Ada penyakit di paru-paru akibat racun dari BBM," ujar dia.

Meski telah dipertemukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dengan kuasa hukum anak perusahaan PT Pertamina sebagai pengelola depot BBM, hal itu tetap tidak menyurutkan 13 pekerja depot di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera melakukan mogok bekerja secara serentak.

Untuk wilayah Jawa Barat terdapat tiga depot TBBM Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Tasikmalaya, dan Ujungberung yang melakukan mogok bekerja serentak.

Salah seorang pekerja dari Depot TBBM Ujungberung, Rolan Mutaki, mengaku telah bekerja selama enam tahun sejak 2011. Statusnya hingga kini tak pernah ada kejelasan.

"Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan tentang nasib kami, diangkat menjadi karyawan tetap," kata Rolan di tempat yang sama.

Pemicu terbesar mogok kerja sopir depot PT Pertamina ini karena pemecatan ratusan pekerja tanpa prosedur sesuai. (Liputan6.com/Arie Nugraha).

Adapun para sopir itu akan bersikukuh melakukan mogok kerja sampai seluruh tuntutannya dipenuhi oleh manajemen perusahaan. Mereka juga melayangkan permintaan maaf kepada masyarakat, apabila terjadi kelangkaan bahan bakar minyak saat masa perjalanan mudik Hari Raya Idul Fitri 2017.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, selama aksi mogok kerja serentak para sopir truk pengangkut BBM tersebut, terlihat operasional depot di Ujungberung beroperasi seperti biasa. Truk pengisi BBM tetap beroperasi seperti biasa, tetapi di dalam setiap truk, terdapat satu orang tentara di bangku penumpang dan seorang sopir.

Truk-truk yang melintas di depan para pengunjuk rasa itu sempat diteriaki oleh sopir karena dianggap tidak punya solidaritas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya