Liputan6.com, Cirebon - Situs bersejarah Taman Air Gua Sunyaragi Cirebon, Jawa Barat dibangun melalui tiga fase kesultanan Cirebon. Gua Sunyaragi juga dibangun sebagai pesan dan simbol keberagaman masyarakat Cirebon.
Dengan konsep masyarakat yang beragam, pembangunan Gua Sunyaragi juga melibatkan para arsitek Tiongkok. Setiap bangunan atau ruangan yang ada di situs Gua Sunyaragi memiliki arti dan makna tersendiri.
"Kita belum menemukan blue print asli Gua Sunyaragi. Jadi kalaupun mau merehabilitasi juga kebingungan seperti apa bentuk bangunan awalnya," ucap pengelola situs Gua Sunyaragi Jajat Sudrajat di Cirebon, Senin, 19 Juni 2017.
Dari beragam situs di Gua Sunyaragi, ada satu benda peninggalan yang belum diketahui pasti asal usul dan sejarahnya. Benda tersebut yakni sebuah tunggul batu yang diyakini sebagai patung Perawan Sunti.
Patung misterius yang tersimpan di Museum Gua Sunyaragi ini konon memiliki mitos yang tak kalah melegenda dengan terowongan gaib menuju Mekkah. Mitosnya, pengunjung, khususnya perempuan yang masih lajang atau perawan, pantang menyentuh patung tersebut karena diyakini akan sulit mendapat jodoh.
Baca Juga
Advertisement
Jajat menjelaskan, dalam Alquran, Perawan Sunti merupakan sebutan atau gelar yang diberikan Ibunda Nabi Isa As atau Bunda Maria. Namun, dalam sejarah Cirebon, patung Perawan Sunti memiliki dua makna sejarah.
Pertama dikaitkan dengan sosok Putri Ong Tien yang konon hamil tanpa melalui persetubuhan. Putri Ong Tien kemudian dinikahi oleh Sunan Gunung Jati karena memenangkan sayembara atas Putri Ong Tien.
Versi lain menyebutkan, Patung Perawan Sunti dikaitkan dengan sosok Putri Sultan Cirebon pertama yang hingga akhir hayatnya tidak menikah.
"Saya agak lupa nama putri Sultan Pertama Cirebon. Tapi dari cerita itu tidak mau menikah karena saking tafakur dan khusyuknya belajar agama sehingga lupa kewajiban sebagai perempuan dan menjadi seorang istri," sebut dia.
Namun mitos patung Perawan Sunti memiliki makna tersendiri untuk masyarakat Cirebon dan Indonesia, yakni jika seorang perempuan memiliki anak harus jelas siapa ayahnya.
"Itulah sebabnya orang zaman dulu sering bilang pamali, salah satunya agar anak-anaknya nurut," kata dia.
Hingga saat ini, belum ada yang berhasil menemukan jawaban terkait siapa pembuat dan apa makna dari pembuatan patung perawan tua itu. Jajat menuturkan, patung Perawan Sunti disinyalir dibangun pada 1604.
"Patung aslinya kami amankan di museum," ujar Jajat.