Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street merangkak naik pada penutupan perdagangan Senin, awal pekan kemarin. Kenaikan Wall Street mendorong indeks Dow Jones dan S&P 500 menuju level tertinggi.
Penopang kenaikan Wall Street salah satunya dalah saham-saham perusahaan teknologi yang rebound, Apple salah satunya.
Advertisement
Sementara itu, Presiden Bank Sentral di New York, William Dudley mengatakan bahwa dia memperkirakan laju inflasi naik.
"Kita cukup dekat pada apa yang kita pikir sebagai pekerjaan penuh. Inflasi sedikit lebih rendah dari apa yang kita inginkan, tapi kita pikir jika pasar tenaga kerja lanjut mengetat, upah akan naik bertahap. Dengan itu, kita akan mendapatkan kembali inflasi 2 persen," ujarnya.
"Saya sebenarnya sangat percaya diri bawha meskipun ekspansi sudah di depan mata, kita masih punya jalan panjang," imbuhnya.
Pada pukul 3.16 PM waktu New York, Dow Jones Industrial Average diperdagangkan naik 0,6 persen sementara Nasdaq Composite index naik 1,2 persen. Di perdagangan pukul 3.00, S&P 500 naik 0,7 persen.
Investor bertengger di saham-saham teknologi lagi setelah sebelumnya turun.
Valuasi saham teknologi tidak murah, tapi tampaknya mencegah untuk pembeli," kata Mark Luschini, Kepala Investment Strategist di Janney Montgomery Scott di Philadephia.
Dow Jones naik ke rekor tertinggi menyusul kenaikan saham Apple dan Goldman Sachs, yang naik masing-masing 2,6 persen dan 2,3 persen.