Liputan6.com, Jakarta PLN menargetkan rasio elektrifikasi meningkat menjadi 90 persen di wilayah regional Ambon dalam tiga tahun mendatang. Saat ini rasio elektrifikasi baru mencapai 78 persen di wilayah Ambon.
Direktur Regional Wilayah Maluku Papua PT PLN (Persero) Hariyanto WS menuturkan, pihaknya menargetkan dapat mengaliri listrik di 277 desa hingga 2019-2020. PLN sudah mengaliri sekitar 112 desa hingga pertengahan tahun 2017.
Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi itu, PLN akan membangun pembangkit listrik di pulau-pulau yang masuk wilayah Maluku.
Baca Juga
Advertisement
"Rasio elektrifikasi 78 persen, dan ditingkatkan menjadi 90 persen hingga 2019. Rata-rata 90 desa baru terlistriki setiap tahun. PLN bekerja keras meningkatkan kapasitas," ujar Hariyanto dalam sambutannya pada acara groundbreaking PLTP Tulehu, Tulehu, Maluku Tengah, Selasa (20/6/2017).
Ia menambahkan, kapasitas pembangkit listrik dapat mencapai 270 MW di wilayah Maluku hingga 2019-2020. Ini juga bagian dari program pembangkit listrik 35 ribu MW. "Akan bangun pembangkit di Pulau Seram, Buru, Tual dan Ambon," ujar dia.
Untuk memenuhi kapasitas listrik itu, PLN akan memaksimalkan energi baru terbarukan salah satunya dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Tulehu.
PLN melakukan groundbreaking PLTP Tulehu pada Selasa pekan ini di Desa Suli, Tulehu, Maluku Tengah. "Dua tahap untuk pengerjaan PLTP Tulehu. Kesempatan ini akan dibor lagi empat sumur yaitu tiga sumur produksi dan satu sumur injeksi," ujar dia.
PLTP pertama yang dibangun di Provinsi Maluku ini diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date /COD) pada 2019.
PLTP yang dibangun di atas lahan 1.920 Ha tersebut akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang hingga saat ini dihasilkan dari PLTD dengan daya mampu 61,9 MW dan beban puncak 54 MW.
Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Tulehu memiliki potensi sebesar 60 MW dimana untuk awal proyek ini, PLN mengembangkan sebesar 2x10 MW.
Proyek pengeboran sumur PLTP Tulehu ini didanai oleh APLN dan JICA dimana pelaksanaan Pengeboran dilakukan oleh PT Halliburton Logging Services Indonesia dalam bentuk kontrak Full IPM (Integrated Project Management) dengan Jumlah sumur panas bumi yang akan di bor berjumlah 4 (empat) sumur yakni terdiri dari 3 (tiga) sumur produksi dan 1 (satu) sumur injeksi dengan nilai kontrak sebesar US$ 31 Juta. Sedangkan kegiatan Enjiniring Dan Supervisi Pengeboran Pengeboran dilakukan oleh Konsultan WestJec-Connusa Energindo.
Simak video menarik berikut ini:
http://bisnis.liputan6.com/read/2996828/kapal-pembangkit-tingkatkan-pasokan-listrik-sumatera-bagian-utara?source=search