Liputan6.com, Perancis Wonderful Indonesia kembali tebar pesona di Eropa. Kali ini, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) melalui Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Perancis diundang khusus oleh Universitas Angers, untuk mempresentasi Wonderful Indonesia di depan pengunjung dalam Festival Tourism International, 15-17 Juni lalu.
“Ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia. Biasanya tourism office harus membayar, untuk berpresentasi dalam acara promosi pariwisata bertaraf internasional ini, tapi kali ini justru terbalik, organiser yang justru mengundang VITO di acara mereka. Warga Perancishaus tertarik dan ingin tahu tentang Indonesia,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana yang diamini VITO Perancis, Eka Moncarre.
Advertisement
Pitana menjelaskan, jika Festival Tourism international merupakan yang pertama kali diadakan oleh Universitas Angers. Indonesia menjadi negara tamu tahun ini. Beberapa kegiatan seperti forum diskusi dengan dosen-dosen dari universitas di Indonesia, pertunjukan tarian dan gamelan Indonesia, pasar seni barang-barang menjadi atraksi yang ditampilan untuk merayu warga Perancis yang datang.
“Juga terdapat konferensi tentang Indonesia, yang diadakan selama tiga hari di kota Angers, yang terletak di sebelah barat Perancis, yang menenpuh sekitar 1.5 jam perjalanan dengan kereta cepat TGV dari Paris,” ujar pria yang biasa disapa Prof Pit itu.
Sementara itu, VITO Perancis Eka Moncarre mengatakan, pihaknya menggunakan kesempatan emas ini sebagai strategi marketing untuk menjaring orang Perancis sebanyak-banyaknya untuk mengunjungi Indonesia.
“Salah satu market potential adalah mahasiswa. Kebanyakan dari mereka memang tidak mempunyai banyak uang tetapi mereka bisa bekerja dan menyimpan uang untuk travelling. Dan biasanya mereka travelling selama dua bulan” ujar Eka.
Lebih lanjut Eka menjelaskan, jika mahasiswa disana memiliki minat yang tinggi untuk melakukan traveling dan mengeskplor berbagai penjuru di dunia. Terlebih mahasiswa serta orang Perancis pada umumnya sangat suka dengan petualangan, mereka lebih suka berbaur dan tinggal berdekatan dengan warga setempat, Indonesia sangat cocok untuk itu.
“Yang paling utama adalah minat. Mahasiswa itu tidak perduli dengan destinasi yang jauh dan mereka sangat suka sekali megunjungi daerah-daerah wisata yang belum berkembang dan masih adventure. Dan market mahasiswa ini adalah market yang sangat potensial apalagi untuk homestay project di Indonesia, karena mereka lebih suka tinggal di homestay daripada di hotel,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut Prancis adalah top three pasar wisatawan mancanegara Eropa yang ke Indonesia, setelah Inggris. “Geografi Perancis cukup luas, dan 60% lebih orang Perancis yang travelling ke Indonesia berasal dari luar Perancis,"ujar Menpar Arief.
Menteri asal Banyuwangi itu memang sangat serius untuk menggarap wisatawan asal perancis. Hasilnya terbukti meningkatkan kunjungan turis dari Perancis ke Indonesia sekitar 20% mencapai 250.921 orang pada tahun lalu. Tahun ini ditargetkan mencapai 330 ribu wisatawan Prancis.
“Perancis ditargetkan tahun ini untuk mendatangkan 330 000 vistors ke Indonesia dan semoga dengan Festival Tourism International ini, target yang ditetapkan akan tercapai,” ujar Menteri Pariwiwisata Arief Yahya.
(*)