Liputan6.com, Jakarta - Transformers: The Last Knight akhirnya telah tayang demi memenuhi dahaga para penggemar waralaba robot raksasa Transformers. Kisahnya sendiri bertempat persis setelah kejadian dalam film keempat, Transformers: Age of Extinction.
Dalam film kelima Transformers ini, Optimus Prime akhirnya kembali ke planet asalnya, Cybertron. Namun, segalanya berubah dan Optimus harus menemukan cara untuk menghidupkan kembali planetnya melalui sebuah artefak di Bumi.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, artefak tersebut ternyata memegang peranan besar, terutama terhadap sejarah Inggris di era Raja Arthur. Di balik semua kemelut itu, Cade Yeager (Mark Wahlberg) pun kembali terlibat dalam lingkaran Transformers.
Cade yang hidup di tempat penampungan para robot raksasa, harus terjerat dalam pertikaian antara Transformers dan manusia. Ia pun berkenalan dengan Izabella (Isabela Moner) dan William Lennox (Josh Duhamel).
Ketika Decepticon muncul kembali untuk ikut ambil bagian dalam kebangkitan Cybertron, Cade harus berjuang bersama profesor cantik Viviane Wembly (Laura Haddock) dan ahli astronomi Sir Edmund Burton (Anthony Hopkins) untuk menyelamatkan dunia sambil menyingkap misteri kenapa Transformers terus berdatangan ke Bumi.
Seperti empat film Transformers sebelumnya, Transformers: The Last Knight juga didominasi oleh efek visual yang sangat canggih ala Michael Bay. Karakter robot raksasa yang ada dalam film ini juga terbilang sangat banyak. Ada beberapa hal yang menguatkan maupun melemahkan film ini. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.
Saksikan juga video menarik di bawah ini.
The Power of Visual Effect
Seperti disampaikan sebelumnya, efek visual yang sangat canggih mendominasi Transformers: The Last Knight. Film ini juga memiliki beberapa adegan humor yang mampu membuat kita geli sampai tertawa.
Satu hal yang patut diacungi jempol adalah konsistensi sang sutradara, Michael Bay, dalam menangani film ini dengan ciri khasnya. Ia masih bertahan mengembangkan alur cerita yang lambat dan bertahap sambil dihiasi oleh visualisasi canggih hingga klimaks film.
Transformers: The Last Knight juga memiliki rangkaian adegan aksi serta kebut-kebutan yang terbilang seru. Momen kejutan juga cukup banyak di sepanjang cerita meskipun tidak disampaikan secara maksimal.
Beberapa karakter juga diperlihatkan cukup keren dalam momen-momen tertentu. Pertarungan antar Transformers juga tetap menjadi bumbu yang cukup sedap dalam memanjakan mata penonton.
Advertisement
Kualitas Cerita Tak Berkembang
Canggihnya visualisasi dalam Transformers: The Last Knight tak diimbangi oleh unsur-unsur lain yang ada di sepanjang film ini. Chemistry antar para pemain juga bisa dibilang kurang sempurna untuk ukuran film besar seperti ini.
Seperti biasa, alur cerita yang lambat namun terlalu riuh dan padat dipertahankan oleh Michael Bay. Untuk film Transformers pertama, hal tersebut memang menjadi salah satu kekuatannya. Namun untuk skenario film kelima ini, rasanya cara tersebut malah terasa kurang pas untuk jalinan ceritanya.
Kita pun banyak dibuat bingung oleh beberapa dialog dan adegan yang terasa tidak sinkron dengan adegan sebelumnya. Di adegan klimaks saja, salah satu robot yang muncul di awal film pada era Raja Arthur, terlihat lagi tanpa ada rincian mengenai kembalinya robot tersebut.
Warna di film kelima ini bahkan hampir sama seperti film keempat. Bukan hanya dari faktor Mark Wahlberg, namun juga cara setiap karakter berinteraksi serta gaya berbicara mereka saat menjelaskan hal-hal krusial yang akan mereka hadapi. Semua hal itu membawa kita kembali kepada warna beberapa film sebelumnya.
Di sini, Optimus Prime lagi-lagi terlihat sangat sakti seperti biasa, membuat Decepticon juga kembali terlihat lemah. Menimbulkan kesan bahwa para Autobot seolah memiliki keberuntungan tak terhingga.
Konsep Optimus Prime versi jahat yang menjadi promosi film ini, cuma digambarkan sangat sebentar dan tak terlalu berpengaruh besar kepada klimaksnya. Cade Yeager yang sebetulnya berperan sebagai ksatria seperti judul film ini, The Last Knight, juga tidak terlalu berperan penting ketika gelar tersebut didapatnya.
Lalu di salah satu bagian ketika Megatron beraksi lagi, entah mengapa film ini jadi terasa dipaksakan seperti Suicide Squad dengan perkenalan beberapa karakter Decepticon. Padahal, tanpa harus memasukkan adegan-adegan seperti itu pun sebenarnya tidak masalah.
Satu lagi yang membuat film ini terasa tidak istimewa adalah klimaksnya yang sudah bisa ditebak dan tidak memberikan kesan apa pun kepada para penonton. Hubungan asmara antara Cade dan Viviane Wembly pun tidak dijelaskan lebih jauh.