Liputan6.com, Perth - Batas kecepatan dibuat agar jalanan lebih aman bagi semua orang. Itu asumsinya. Tapi ternyata tidak melulu seperti itu.
Riset dari University of Western Australia justru menunjukkan sebaliknya. Mereka justru menemukan kalau aturan soal batas kecepatan yang ketat justru berdampak buruk pada keselamatan di jalanan.
Dikutip dari laman resminya, uwa.edu.au, dengan memanfaatkan simulator mengemudi, 84 orang dewasa diminta melaju dalam batas kecepatan tidak lebih dari 50 km/jam.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum melakukan uji coba, sukarelawan dipasangkan alat bernama peripheral detection, perangkat yang dapat mengukur beban kerja mental dan visual seseorang ketika berkendara. Mereka juga diminta mengisi kuesioner setelah simulasi dilakukan.
Dari sana, ditemukan bahwa penegakan batas kecepatan yang ketat membuat pengemudi lebih sulit mendeteksi objek di luar garis penglihatannya.
Ditemukan pula bahwa dengan terus fokus pada batas kecepatan, respon pengendara terhadap keselamatan di jalan justru berkurang.
Dr Vanessa Bowden, salah satu tim peneliti dari School of Psychology UWA, mengatakan kalau adanya batas kecepatan yang harus dipatuhi membuat fokus pengendara terbagi bagi, antara tetap menjaga kecepatan kendaraan, dan tetap memperhatikan kondisi jalan.
"Temuan kami secara keseluruhan menunjukkan bahwa penegakan batas kecepatan yang ketat dapat mengganggu kemampuan pengemudi untuk mendeteksi bahaya, terutama yang berada di pinggir jalan. Karena pengemudi mendedikasikan lebih banyak perhatian untuk memantau kecepatan mereka," terang Bowden.
Ia menyebut kalau efek serupa mirip seperti ketika seseorang berkendara dengan menelepon, atau sedang mengaktifkan fitur hiburan.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini: