Menangkal Militan Pro-ISIS Menyusup di Tapal Batas

Aparat TNI dan Polri memperketat penjagaan perbatasan untuk menangkal penyusupan militan pro-ISIS dari Filipina.

oleh Yandhi DeslatamaYoseph IkanubunAjang Nurdin diperbarui 21 Jun 2017, 19:00 WIB
Aparat Brimob mengawasi turun naik penumpang di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Selain pelayanan dan pengawasan kelancaran arus mudik Lebaran 2017, aparat gabungan yang bertugas di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara, hendak memastikan tidak ada penyusup yang masuk.

Ini terkait dengan meluasnya konflik antara kelompok militan pro-ISIS dan pasukan Filipina di Marawi, Filipina bagian selatan, yang secara geografis berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara.

"Kami memang memperketat pengawasan, termasuk penumpang yang masuk ke Manado. Karena mereka berasal dari wilayah kepulauan yang berbatasan dengan Filipina, seperti Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe," ucap Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Klas III Manado, Marnes Rompas, Rabu (21/6/2017).

Dari pantauan di Pelabuhan Manado, satu regu Brimob mengawasi dengan ketat naik turun penumpang di kapal yang akan berangkat ke Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dua anggota Brimob bersenjata lengkap berdiri di sisi kiri dan kanan tangga Kapal Majestic Kawanua 2 tempat naik turunnya penumpang.

"Pengawasan ini melibatkan aparat kepolisian dari Brimob Polda Sulut. Ini untuk memastikan penumpang yang masuk Manado tidak terkait dengan konflik di Filipina selatan," ujar Marnes.

Adapun Wakil Ketua MPR EE Mangindaan yang melakukan pemantauan pelaksanaan mudik di Manado, juga menyampaikan hal yang sama.

"Saya lihat kondisinya sejauh ini aman. Memang ada aparat yang memakai senjata. Ini juga perlu untuk mengantisipasi konflik Marawi. Jangan sampai masuk ke sini," ujar anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Daerah Pemilihan Sulawesi Utara ini.

Mangindaan mengatakan, untuk mengawasi perairan Sulawesi Utara dan sekitarnya memang diperlukan kapal patroli. "Tidak usah yang terlalu besar, yang kelas empat saja. Panjang 15 meter, sehingga lincah bergerak ke pulau-pulau," ujar purnawirawan bintang tiga TNI ini.

Mantan Gubernur Sulawesi Utara ini juga mengingatkan warga untuk selalu mewaspadai masuknya teroris, termasuk kelompok militan pro-ISIS.

"Jangan sampai masuk ke Indonesia, termasuk di Sulut yang berbatasan dengan Filipina. Untuk itu kita semua masyarakat bersama aparat dan pemerintah menjaga wilayah ini," kata EE Mangindaan.


Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Marawi Memanas, Aparat Perketat Penjagaan di Kepri

Jajaran Polda Kepri dan TNI siap menangkal penyusupan kelompok militan pro-ISIS asal Marawi, Filipina. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Memanasnya konflik di Marawi, Filipina bagian selatan, membuat TNI dan Polri memperketat penjagaan di wilayah perbatasan. Apalagi, kelompok militan yang bertempur dengan pasukan Filipina di Marawi, masih berafiliasi dengan ISIS.

Kapolda Provinsi Kepulauan Riau Irjen Pol Sambudi Gusdian menyatakan, mengantisipasi penyusupan dari Marawi, Filipina, pihaknya telah memperketat penjagaan, terutama pintu masuk pelabuhan di Kepri.

"TNI dan Polri bersama-sama menjaga laut maupun daratan, mengantisipasi merembesnya itu (kelompok militan)," ucap Sambidi saat gelar pasukan pengamanan Idul Fitri di Dataran Engku Putri, Batam, Senin, 19 Juni 2017.

Adapun Pulau Natuna merupakan pulau terdepan di wilayah Kepri yang berdekatan dengan Filipina. Negeri jiran ini sedang menghadapi serangan kelompok militan yang masih berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi.

Dengan adanya konflik ini, wilayah Kepri dikhawatirkan bakal dijadikan sebagai jalur pelarian ataupun penyusupan kelompok militan tersebut.

Menurut Kapolda Kepri, berdasarkan instruksi Panglima TNI dan Kapolri, TNI dan Polri bersama-sama menjaga dan memperketat penjagaan terhadap pendatang yang masuk melalui jalur laut. Terutama mengawasi pintu-pintu masuk pelabuhan yang ada di Kepri.


Banten Waspada Penyusupan ISIS

Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Kelompok militan asal Marawi, Filipina, yang berafiliasi dengan ISIS diyakini akan sulit masuk secara besar-besaran ke Indonesia. Terutama di Banten, karena memiliki penjagaan yang ketat.

"ISIS masuk ke Banten kan saringannya banyak. Ada patroli dalam skala besar dan daerah setempat," ujar Danrem 064/Maulana Yusuf, Kolonel Czi Ito Hediarto di Kota Serang, Senin, 19 Juni 2017.

Terlebih, ucap Ito, patroli bersama kerap digelar TNI dan Polri untuk menjaga keamanan Banten yang dikenal sebagai daerah berjuluk Seribu Kiai, Sejuta Santri.

"Intinya kita harus sering patroli, antara Polda, Korem, Lanal, itu harus patroli bersama," ujarnya.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah warga negara Indonesia atau WNI terduga pro-ISIS di sejumlah wilayah di Banten. Terakhir pada Selasa, 20 Juni 2017, Densus 88 meringkus terduga teroris di sekitar Sub Terminal Mengger, Desa Kadumadang, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten.

"Proses penangkapan sangat cepat tadi. Terduga langsung dibawa ke Jakarta (Mabes Polri)," kata AKBP Ary Setyawan, Kapolres Pandeglang, Rabu (21/6/2017).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya