Liputan6.com, Jakarta Warga Pulau Nangka, desa Tanjung Pura, kecamatan Sungai Selan kabupaten Bangka Tengah kini sudah dapat menikmati terangnya listrik dari PLN di malam hari. Dengan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 2X100 kW milik PLN, cukup untuk menerangi rumah-rumah di desa tersebut.
Tak mudah bagi PLN untuk menerangi pulau berpenduduk 563 jiwa itu. Betapa tidak, Pulau Nangka berada di Selat Bangka. Untuk sampai ke sana petugas bersama dengan warga harus bergotong royong mengangkut material baik mesin maupun tiang listrik menggunakan kapal nelayan.
Advertisement
Setidaknya butuh waktu 45 menit Perjalanan laut dari dermaga terdekat, Tanjung Pura. Sebelumnya, material diangkut selama 120 menit melalui darat dengan medan yang cukup terjal menuju dermaga.
Lebih dari itu, kondisi pasir di dermaga Pulau Nangka maupun tanjung pura begitu gembur. Sehingga menyulitkan kaki melangkah di atasnya karena tersedot masuk ke dalam pasir. Untuk dapat melewatinya, dianjurkan mengenakan celana pendek dan melepaskan alas kaki yang dikenakan. Tujuannya agar langkah menjadi lebih ringan dan alas kaki tidak tertinggal di dalam pasir.
Namun berkat gotong royong bersama warga, dengan bermodalkan papan sebagai alas peluncur, tali untuk menarik, dan satu batang kayu sebagai pengungkit, dua buah mesin PLTD dengan berat masing-masing 800kg, dan sebanyak 53 batang tiang listrik berhasil diangkut ke pulau yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai nelayan tersebut.
Panjang jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) yang terpasang di pulau ini sepanjang 2.385 meter.
Pembangunan dengan misi Pulau Nangka terang ini dimulai 22 Maret, hingga pada akhirnya listrik menyala pertama kalinya tanggal 11 Juni kemarin, tepat di bulan suci Ramadan.
“Alhamdulillah, Ramadan menjadi berkah buat warga Pulau Nangka. Untuk pertama kalinya, listrik PLN dapat menyala di sini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat akses menuju ke lokasi memang tidak mudah,” ujar General Manager PLN Babel, Susiana Mutia.
Sebelumnya, warga masih menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik. Bagi warga yang tidak mempunyai genset, mereka menyalurkan kabel ke warga lain yang telah memiliki genset. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit rata-rata 600-800 ribu setiap bulan, dan itu pun hanya menyala selama lima jam dari pukul 18.00 – 23.00 WIB. Namun, kini dengan listrik dari PLN, warga dapat menikmati listrik selama 12 jam, mulai pukul 18.00 – 06.00 WIB. Tentu dengan biaya yang jauh lebih murah.
Kepala dusun Pulau Nangka, Ali menyampaikan apresiasi atas usaha yang dilakukan oleh PLN. “Kami berterima kasih kepada PLN dengan masuknya listrik ke Pulau Nangka. Semoga hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik” Pungkasnya.
“Ini yang selama ini kami tunggu-tunggu, Jadi kami bahagia kini rumah menjadi benderang, pelayanan kesehatan desa (Polindes) juga menjadi lebih baik. Harapannya semoga listrik PLN terus menyala menerangi desa kami,” ujar Ema salah seorang warga pulau Nangka.
Lebih lanjut, Susiana mengatakan penyalaan listrik di Pulau Nangka ini merupakan satu dari sepuluh lokasi program pembangunan PLTD tersebar total kapasitas 22,1 MW.
“Semoga listrik di Pulau Nangka ini dapat memberi dampak positif untuk menunjang aktivitas warga. Ke depan akan segera menyusul pulau-pulau, dan daerah-daerah lain yang saat ini sedang dalam proses,” tutup Susiana.
Powered By:
PT. PLN (Persero)