Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan kapan nikah, tampaknya benar-benar menjadi hantu bagi para lajang, baik perempuan atau laki-laki.
Di banyak tempat, pertanyaan itu dilontarkan sebagai basa-basi pembuka obrolan antarsaudara atau teman akrab. Awalnya mungkin tak begitu mengganggu mereka yang memang masih belum punya pacar.
Advertisement
Namun, ketika pertanyaan itu terus-menerus ditanyakan, ternyata efeknya sungguh mengejutkan, lebih dari yang kita bayangkan.
Salah satu orang yang enggan pulang karena pertanyaan itu adalah Sinta Devi. Perempuan 22 tahun tersebut memutuskan Lebaran tahun ini tidak pulang ke kampung halamannya tercinta di Bengkulu.
Seperti yang disampaikan pada Kamis (22/06) saat ini semua teman-temannya sudah menikah. Meski ia telah setahun belum pulang, gadis yang kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra memantapkan hatinya untuk tetap di Jakarta saat Lebaran ini.
Sebenarnya pertanyaan kapan nikah itu bukan datang dari kedua orangtuanya, tetapi justru datang dari kerabat dekat dan jauhnya: paman, bini, dan sepupu-sepupunya yang telah menikah lebih dulu.
Menurut gadis yang suka menulis fiksi ini, sebenarnya pertanyaan itu sebagai bentuk perhatian saja, bermaksud baik dan bukan sebagai tekanan untuk segera mempunyai pacar atau jodoh.
"Pernikahan itu sesuatu yang kalau dilakukan harus dipikirkan benar-benar setiap detilnya," katanya.
Sinta berencana menikah setelah ia berhasil meraih impiannya. Minimal setelah lulus S-2, katanya.
Pertanyaan kapan nikah yang selalu bikin salah tingkah
Ia mensyaratkan calon suaminya kelak adalah laki-laki yang bisa mengajaknya melihat ke depan, serta mengerti dan memahami. Dirinya adalah tipe perempuan yang menyukai kesibukan di luar rumah.
Mungkin saatnya menyiapkan pembuka percakapan yang lebih kreatif selain "kapan nikah" mulai Lebaran tahun ini?
*Yuk tonton video menarik berikut ini:
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement