Kisah Muslimah Sopir Uber di AS Saat Puasa Ramadan

Saking giatnya, muslimah bernama Tri ini bahkan dijuluki Ratu Uber.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Jun 2017, 11:00 WIB
Uber (telegraph.co.uk)

Liputan6.com, Washington, D.C - Menjadi pengemudi taksi pun bukanlah sebuah pekerjaan yang pernah melintas dibenak Tri Narmini yang tinggal di Annapolis, ibu kota negara bagian Maryland. Setelah bekerja cukup lama di industri makanan cepat saji, ia memilih berhenti karena alasan kesehatan, dan mencoba menjadi pengemudi taksi online Uber.

"Saya bertanya-tanya kerja apa ya yang kalau pulang kakinya enggak sakit. Lalu teman saya yang ngasi ide ikut Uber," ujar Tri kepada VOA News yang dikutip Jumat (23/6/2017).

Ia pun keluar dari industri makanan cepat saji yang digelutinya selama 8 tahun dan menjadi sopir Uber. Sejak saat itu, ia dikenal giat menjalani profesi yang tak banyak dilakoni diaspora Indonesia di Washington DC area.

Saking giatnya, Tri bahkan dijuluki Ratu Uber.

"Saya bisa dapat seminggu itu US$ 1.000, berarti sebulan US$4.000. Kalau summer, US$ 1.200 sampai US$ 1500 per week."

Tri pun senang menjalani rutinitas barunya itu. "Saya senang bisa bantu anak saya kuliah. Save money. Hour-nya fleksibel, enggak dibatasi cari uang," paparnya.

Tri Narmini, WNI muslimah yang jadi sopir Uber di salah satu negara bagian di Amerika Serikat. (VOA News)

Waktu yang fleksibel membuat Tri memiliki banyak waktu untuk mengurus keluarga, pun demikian saat menjalankan ibadah puasa Ramadan.

"Ya berat puasanya panjang. Abis subuh Uber, tengah hari pulang take a break salat Zuhur sampai Asar, terus siapin buka puasa."

Tri mengaku mendapatkan banyak penghasilan karena menjalankan sejumlah trik. "Saya biasanya mangkal di Annapolis. Online setelah subuh dan anter anak, trip-nya selalu jauh," imbuhnya.

Berikut bincang-bincang selengkapnya dengan muslimah Tri di Amerika Serikat:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya