Liputan6.com, Santiago - Sebuah dokumen rahasia di Chile baru-baru ini terkuak. Isinya cukup mengejutkan karena menyebut bahwa Nazi memiliki pendukung fanatik di negara itu.
Dalam dokumen disebutkan, para pendukung Reich Ketiga di Chile menerima latihan paramiliter dan bertugas mengirimkan informasi kepada Jerman selama Perang Dunia II.
Advertisement
Dikutip dari The Guardian, pada Jumat (23/6/2017), arsip rahasia itu berasal dari kepolisian Chile.
Investigasi selama Perang Dunia II menemukan fakta bahwa pendukung Nazi di negara itu berencana mengebom sejumlah tambang. Tak hanya itu, mereka juga menyuplai informasi untuk Reich Ketiga.
Tak hanya itu, arsip juga menyebut, pada Perang Dunia II anak-anak muda dari keluarga keturunan Jerman menggelar latihan paramiliter di selatan Chile. Sementara, pendukung Nazi di negara itu secara rutin mengirim informasi ke Jerman tentang rute bantuan militer negara Sekutu.
Pengungkapan dokumen dilakukan bertepatan dengan momentum ditemukannya puluhan artefak Nazi di belakang tembok rak buku di Buenos Aires, Argentina.
Temuan artefak dan isi dokumen menjadi bukti bahwa ada sejumlah pendukung Nazi di Chile dan Argentina selama Perang Dunia II.
Pasca-tumbangnya Nazi dan Hilter, banyak tentara Reich Ketiga yang kabur keluar Eropa dan bersembunyi di Amerika Selatan.
Menurut dokumen itu, polisi menahan 40 orang sebagai hasil investigasi mereka.
Aparat juga menyita sejumlah buku kode, radio komunikasi, senjata, juga rencana mengebom tambang di utara Chile.
Sebanyak 80 lembar dokumen rahasia itu kini secara resmi diberikan ke Arsip Nasional Chile pada Kamis 22 Juni 2017. Dokumen itu akan segera bisa dilihat oleh publik.
"Sampai kemarin, itu adalah rahasia negara," kata anggota parlemen Gabriele Silber setelah upacara penyerahan dokumen.
"Mungkin mulai hari ini, kita akan menyadari sebuah kebenaran pahit bahwa banyak figur politik dan pebisnis di Chile ternyata saat itu adalah pendukung Nazi," tutupnya.
Saksikan video tentang Nazi Jerman pada Perang Dunia II
'Neraka' Nazi di Balik Indahnya Kaki Pengunungan Andes Chile
Salah satu tentara Nazi yang kabur ke Chile adalah Paul Schafer. Di kaki pegunungan Andes, dia membangun vila Colonia Dignidad.
Pria itu merupakan mantan anggota Hitler Youth, seorang kopral pada Perang Dunia II, sekaligus pemuka agama itu yang melarikan diri dari Jerman pada 1961 untuk menghindari tuntutan atas dugaan pelecehan anak.
Banyak dari pengikutnya ikut bersamanya. Ia pun membangun koloni bagi orang buangan Jerman di sebuah area terpencil di utara Santiago, Chile, dan menyebutnya Colonia Dignidad.
Dari luar, koloni tersebut terlihat seperti komunitas pertanian berkelanjutan yang melakukan pekerjaan sukarela untuk penduduk setempat.
Layaknya kelompok Schafer lainnya, Helmut Schaffrick dan istrinya, Emi, telah menjual rumah mereka di Jerman dengan diiming-imingi janji adanya kehidupan baru di Chile. Namun, kenyataan yang dihadapi tak sesuai dengan harapan.
"Mereka pikir akan membangun tempat baru di mana mereka bisa menjalani kehidupan layaknya penganut Kristen yang baik. Namun, mereka hanya dapat menemukan perbudakan dan penderitaan," ujar Horst, salah satu anak pasangan Schaffrick.
Setelah bertahun-tahun, beberapa orang memutuskan untuk melarikan diri. Dikutip dari News.com.au, kabar mengenai kondisi buruk di dalam koloni pun mulai menyebar.
Namun, kudeta militer pada 1973 yang membuat Jenderal Augusto Pinochet dapat merebut kekuasaan di Chile, membuat Colonia Dignidad tetap berkembang menjadi tempat mengerikan.
Schafer menawarkan koloni ke rezim baru dan pada 1970-an Colonia Dignidad menjadi tempat penyiksaan bagi para pembangkang politik yang dilakukan oleh badan intelijen rahasia Pinochet.
Menurut sejumlah penyelidikan, sekitar 350 orang disiksa di sebuah gudang penyimpanan kentang dan 100 di antaranya dibunuh serta dikubur di sana.
Dokter Nazi yang dikenal akan eksperimen mematikan selama Holocaust dan dijuluki "Malaikat Maut", Josef Mengele, diyakini juga berada di Colonia Dignidad.
Buronan Nazi, Walter Rauff, yang menemukan kamar gas portabel juga dikabarkan melarikan diri ke koloni tersebut.
Colonia Dignidad terlihat berkembang di bawah rezim Pinochet, yang menerima kebijakan keringanan pajak untuk menjadi organisasi amal dan seolah tak tahu menahu jika terdapat laporan kekerasan.
Penyelidikan pada 2005 menguak dua tempat persembunyian senjata ilegal dan di sekitar bangunan, termasuk senapan mesin, peluncur roket, bahkan tank tempur. Itu merupakan gudang persenjataan terbesar milik pribadi yang pernah ditemukan di Chile.
Advertisement