Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Modern Internasional Tbk (MDRN), induk usaha PT Modern Sevel Indonesia yang mengelola gerai 7-Eleven terpuruk pada semester I 2017.
Berdasarkan data RTI, saham PT Modern Internasional Tbk merosot 54,55 persen ke level Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 186.130 kali dengan nilai transaksi Rp 522,2 miliar.
Pada semester I 2017, saham PT Modern Internasional Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 114 per saham dan terendah Rp 50 per saham. Pada 5 Juni 2017, Saham PT Modern Internasional Tbk alami penurunan terbesar sekitar 12,06 persen dari Rp 58 per saham menjadi Rp 51 per saham.
Penurunan saham induk usaha 7-Eleven ini dinilai lantaran bisnis sevel melambat sejak 2015. Apalagi persaingan ketat di bisnis minimarket.
Baca Juga
Advertisement
Saham PT Modern Internasional Tbk sempat melonjak pada April 2017 lantaran mendapatkan sentimen positif dari rencana perseroan yang menjual 7-Eleven kepada anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yaitu PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Nilai penjualannya diperkirakan Rp 1 triliun.
Sayang tidak terjadi kesepakatan untuk penjualan gerai 7-Eleven kepada anak usaha Charoen Pokphand tersebut. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya menuturkan, manajemen batal menjual bisnis restoran dan convenience store 7-Eleven beserta asetnya kepada Charoen Pokphand Restu Indonesia pada 5 Juni 2017. Pembatalan itu lantaran tidak terjadi kesepakatan pihak yang berkepentingan.
PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya pada 3 Oktober 2008 telah menandatangani master franchise agreement dengan 7-Eleven Inc, suatu perusahaan yang operasikan dan mengusahakan waralaba atau memberikan lisensi kepada hampir 36 ribu outlet di 15 negara. Hingga September 2016, jumlah gerai mencapai 175 gerai sevel di Indonesia.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, kinerja induk usaha 7-Eleven ini juga kurang menggembirakan. Tercatat hingga Maret 2017, perseroan mencatatkan rugi Rp 447,93 miliar kepada pemilik entitas induk. Padahal periode sama tahun sebelumnya untung Rp 21,31 miliar.
PT Modern Internasional Tbk juga alami penurunan penjualan 37,17 persen dari Rp 220,66 miliar menjadi Rp 138,62 miliar pada kuartal I 2017.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: