Liputan6.com, Jakarta Lebaran identik dengan saling memberi maaf. Seorang anak wajib meminta maaf ke ayah dan ibunya, dan orangtua harus menerima maaf dari buah hati tercinta.
Lebaran, kata psikolog Tika Bisono, adalah momen yang tepat untuk saling melupakan semua kesalahan yang pernah terjadi. Baik orangtua maupun anak adalah manusia yang pastinya pernah melakukan kesalahan.
Baca Juga
Advertisement
"Sejatinya orangtua itu sendiri tidak ada yang sempurna, pun seorang anak. Karena keduanya tidak ada yang sempurna, wajib untuk meminta dan memberi maaf," kata Tika.
Hanya saja yang menjadi persoalan di Indonesia adalah, tidak sedikit orangtua yang merasa dirinya bersih dan tidak punya salah sama sekali. Padahal, banyak anak-anak, terutama berusia remaja, yang merasa bahwa orangtuanyalah salah satu orang yang tidak pernah memahaminya.
"Ini sebenarnya soal budaya. Orangtua merasa, tidak pernah menularkan hal negatif ke anak, dan mencederai anak-anaknya," kata Tika.
"Banyak anak usia remaja yang curhat (curahan hati) ke saya, dan mereka mengatakan, 'Bahwa orang yang tidak memahami aku adalah orangtua'. Jadi ya, orangtua pun harus menyadari bahwa tak selamanya orangtua itu benar," ujarnya.
Oleh karena itu, sudah saatnya di Lebaran baik anak maupun orangtua saling meminta dan memberi maaf.