Liputan6.com, Medan - Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama akan melaksanakan sidang isbat penentuan awal Syawal pada Sabtu 24 Juni 2017. Berbeda dengan pemerintah, jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah sudah menetapkan 1 Syawal 1438 H lebih cepat.
Tokoh jemaah Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah Syekh Muda Muhammad Nur Zikri mengatakan, malam ini, Jumat (23/6/2017), pihaknya melaksanakan takbiran, dan menjalani puasa Ramadan terakhir.
Advertisement
"Benar, kita menetapkan 1 Syawal besok, hari ini terakhir puasa Ramadan 1438 H. Malam ini kita takbiran," kata Syekh Muda Muhammad Nur Zikri kepada Liputan6.com, Medan, Jumat (23/6/2017).
Dijelaskannya, berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini mereka tidak lagi memusatkan salat Idul Fitri di rumah suluknya yang terletak di kawasan Jalan Kongsi, Gang Leman Harahap, Mariendal, Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Di Sumut kita pusatkan di Bandar Tinggi, Sumalungun, di pondok pesantren kita," jelas dia.
Nur Zikri menambahkan, masih ada dua lagi titik lokasi salat Idul Fitri jemaah Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah tahun ini. Untuk jemaah dari Riau dan sekitarnya, salat Idul Fitri digelar di Pondok Pesantren Darush Shofa, Kandis, Riau. Sementara untuk jemaah di Pulau Jawa, salat Idul Fitri dijadwalkan berlangsung di rumah suluk Darus Salam, Bogor, Jawa Barat.
"Usai salat Idul Fitri akan dilanjutkan dengan halalbihalal di lokasi yang sama," terang Nur Zikri.
Dia menyebut penghitungan awal Syawal pada Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah tetap mengacu pada Alquran dan hadis.
"Penghitungannya didasarkan pada kalender hisab qamariah," jelas dia.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: