Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia umum lagi kalau lebih banyak orang suka mobil dengan suara yang menggelegar. Tapi di satu sisi, ingin efisiensi bahan bakar yang baik. Ini paradoks, sebab suara yang menggelegar berbanding lurus dengan tingkat konsumsi bahan bakar.
Tahun 2015 lalu, Washington Post menurunkan berita yang cukup mengejutkan bagi pecinta otomotif. Mereka menyebut kalau banyak mobil-mobil yang ada sekarang suaranya palsu.
"Suara mesin palsu telah menjadi salah satu rahasia kotor industri otomotif," tulis mereka.
WP menyebut, merek mobil terkenal seperti BMW dan Volkswagen (VW) telah sejak lama menggunakan perangkat bernama "kantong trik yang menghasilkan suara". Tanpa perangkat ini, mesin yang hemat bahan bakar hari ini akan terdengar jauh lebih senyap.
Baca Juga
Advertisement
Disebutkan kalau beberapa mobil dan truk terlaris di Amerika Serikat (AS) menggunakan cara ini. Suara palsu diperoleh dari pipa khusus, atau suaranya dipalsukan secara digital.
Selain WP, lebih dulu pada tahun 2012 Popular Mechanics melaporkan hal serupa. Dalam laporan itu, mereka menyebut kalau banyak mobil menggunakan komponen penguat suara. Ditambah, alat ini tidak hanya meningkatkan suara yang sudah ada, tapi juga sebetulnya "memutar kembali suara mesin".
Satu model yang ditulis PM adalah VW Beetle Turbo dan Beetle GTI. Disebutkan kalau mobil tersebut dilengkapi dengan Soundtraktor, yang didefinisikan sebagai sebuah "file audio yang disimpan di komputer mobil dan kemudian diputar selama throttle aktif".
Tentu cara-cara kotor ini bukan tanpa alasan. Para pembuat mobil ini khawatir kalau mobil yang semakin senyap secara potensial mendorong calon konsumen untuk menjauh.
Karl Brauer, analis senior dari Kelley Blue Book, mengatakan kalau para pembuat mobil harus segera menghentikan kebohongan ini.
"Jika Anda mau memanipulasi suara, lakukan, tapi katakan pada konsumen. Kalau mau yang seperti V8 (mesin bersuara kencang), belilah V8, tapi harganya mahal dan emisinya banyak. Anda sebetulnya sedang membuat elemen kinerja mobil yang sebenarnya tidak ada," ujar Brauer.