Liputan6.com, Semarang - Tradisi mudik Lebaran memang menghebohkan seluruh warga Indonesia. Negara mencoba hadir dengan memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi pemudik. Berbagai trik dilakukan agar pemudik dan warga bergembira.
Wali Kota Semarang , Jawa Tengah, Hendrar Prihadi mencoba memanfaatkan momentum ini dengan membenahi wajah kota yang sebelumnya kumuh. Ingin mengulang kisah sukses transformasi kampung kumuh menjadi destinasi wisata baru, yakni Kampung Pelangi hanya dalam dua bulan, kali ini ruang publik yang terlihat kumuh juga diubah.
"Saya ingin pemudik yang melintas dan menuju Semarang bisa terkesan," kata Hendi kepada Liputan6.com, Sabtu, 24 Juni 2017.
Salah satu contoh transformasi wajah kota adalah dengan mengubah sebuah terowongan tol di Jalan Arteri Sukarno-Hatta dengan tampilan seperti tuts piano warna-warni. Pengerjaan fisik tersebut dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh dan angker terowongan yang banyak dilewati oleh pemudik yang ingin menuju ke arah Jawa Timur.
Perubahan wajah kota secara masif dan hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan ini mengagetkan artis Dewi Sandra. Penasaran dengan pemberitaan media asing, Dewi Sandra menyempatkan terbang ke Semarang dan berkunjung ke Kampung Pelangi yang pada Februari 2017 masih masuk kategori kampung kumuh.
Baca Juga
Advertisement
Melalui akun instagram pribadinya, Dewi mengatakan cukup takjub melihat perubahan yang dilakukan.
"Salah satu tempat yang berubah begitu drastis. Dulu tempat yang enggan didatangi apalagi dilirik, sekarang menjadi tempat yang lucu banget," tulis Dewi dalam unggahan fotonya saat mengunjungi Kampung Pelangi Semarang.
Selain itu, Puteri Indonesia tahun 2015 asli Kota Semarang, Anindya Kusuma Putri yang mudik ke Semarang selama lima hari mengatakan hal senada.
"Menurutku Kota Semarang saat ini jadi lebih rapi, jadi lebih menarik juga dengan adanya kampung tematik di Semarang yang warna-warni bisa buat foto-foto kayak di Brasil," kata Anin.
Sementara itu pengguna jalan yang melintas terowongan piano juga mengaku kaget. Subagyo yang hendak menuju Bojonegoro Jawa Timur menyempatkan diri berfoto di terowongan itu. Ia tak menyangka perubahan yang terjadi hanya butuh waktu pendek dengan biaya yang tidak besar.
"Meskipun hanya tampilan luar, tapi ini bisa menjadi landmark baru di Semarang. Bisa saja disebut sebagai terowongan pelangi atau terowongan piano, atau apa saja, tergantung mana yang mudah diingat," kata Subagyo kepada Liputan6.com.
Dia menandaskan untuk sekadar menjaga kebersihan lingkungan, sebenarnya tidak perlu makan biaya terlalu besar. Yang dibutuhkan adalah kemauan pemimpin dan kemampuan pemimpin itu mengajak warga masyarakatnya bangga dengan tempat tinggalnya.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: