Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang menganggap hidup di desa penuh kekurangan dan tanpa listrik, sehingga pantas untuk dikasihani. Padahal, banyak kebahagiaan di desa yang mampu membuat penduduk kota iri setengah mati. Salah satunya adalah hanya membayar listrik sebesar Rp 10 ribu saja. Bagaimana bisa?
Nikmat memasak dengan kayu bakar
Bila pemerintah sudah mencanangkan beralih ke bahan bakar gas, tetap saja masyarakat di desa lebih menyukai masak dengan kayu bakar. Selain hemat, kayu bakar juga masih dipercaya memberikan rasa yang enak untuk makanan yang dimasak. Tentunya tidak perlu pakai listrik lagi untuk memasak nasi.
Advertisement
Selalu berolahraga dengan menimba air
Bila di perkotaan sumber air sudah dilengkapi dengan pipa PDAM, maka banyak tempat di desa yang belum teraliri listrik. Inilah nikmat selanjutnya, karena mereka selalu bisa berolahraga menimba air. Tentunya olahraga ini lebih murah dibanding harus masuk gym, yang bayarannya bisa setengah UMR.
Bayar listrik hanya Rp 10 ribu sebulan
Bagaimana bisa membayar listrik hanya Rp 10 ribu sebulan? Ternyata listrik hanya digunakan untuk menghidupkan lampu penerangan saja. Bahkan menghidupkan televisi kalah menarik dari memandangi bintang di malam hari. Bahkan mereka bisa berbincang dengan tetangga sebelah, atau beribadah hingga malam sebelum tidur.
Kebahagiaan itu hidup sederhana
Indonesia dikenal sebagai tanah yang sangat subur, hal ini menjadi sumber rezeki yang berlimpah. Beras yang tidak habis, air yang selalu tersedia, hingga hewan ternak yang selalu berkembang, menjadikan mereka hidup berkecukupan.
Bahkan tanpa mengeluh tarif listrik naik sekali pun, seluruh biaya makan sudah tercukupi hanya dengan Rp 500 ribu per bulan. Tentunya tanpa hiruk pikuk kota, hidup di desa jadi sangat menyenangkan.
Saksikan Video Menarik Berikut ini: