Liputan6.com, Solo - Banyak masyarakat yang mengisi waktu libur Lebaran dengan jalan-jalan. Nah, bagi Anda yang tengah libur Lebaran di Solo, Jawa Tengah, bisa mampir ke sejumlah tempat wisata di sini.
Kota kelahiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini memiliki sejumlah tempat yang bisa dikunjungi Anda di musim libur Lebaran. Mulai dari kuliner sampai kawasan oleh-oleh.
Berikut informasi mengenai beberapa destinasi yang bisa dikunjungi saat libur Lebaran di Solo.
Kuliner
1. Dawet Telasih Bu Dermi
Alamat: Los pasar timur Pasar Gede Harjonagoro, Solo.
Dawet telasih ini terdiri dari tiga komposisi, yaitu tapai ketan, jenang sumsum, ketan hitam, biji telasih, gula pasir dan santan. Dengan harga semangkuk Rp 8.500, dawet ini juga merupakan langganan Jokowi.
2. Tengkleng Goreng Manto
Alamat: Jl Honggowongso 36, Laweyan, Solo.
Warung ini memiliki menu andalan sumsum tulang kambing dan tengkleng. Sumsum tulang dan tengkleng di warung tersebut disajikan dengan bumbu rica-rica. Harga santapan di sini berkisar Rp 35.000-Rp 50.000.
3. Lawang djoendjing
Alamat: Jalan Gunung Kelud II No. 7, Dukuhan Nayu, Kadipiro, Banjarsari, Solo.
Lawang Djoendjing merupakan warung wedangan ala urban. Menyajikan makanan khas wedangan tetapi konsep cafe. Bukan hanya menyajikan makanan tetapi juga spot foto yang Instagramble.
4. Satai Kere
Alamat: Jalan Kebangkitan Nasional Penumping, Solo.
Satai kere terbuat dari tempe gembus dimasak bacem dan langsung dibakar lalu disiram bumbu kacang pedas manis.Di sini tersedia juga satai jeroan.
Masjid
1. Masjid Al Wustho
Masjid yang terletak di sisi barat Pura Mangkunegaran. Masjid ini diperkirakan sudah dibangun sejak Adipati Mangkunegara I. Kemudian renovasi masjid dirancang oleh arsitek Belanda, Herman Thomas Karsten pada tahun 1910-an.
Baca Juga
Advertisement
2. Masjid Fatimah
Masjid Fatimah terletak di Jalan Radjiman No 191, Singosaren, Solo.
Dalam masjid megah ini terdapat Alquran berukuran panjang 1,4 meter dan lebar 1,8 meter, tebal 30 centimeter, dan berat 100 kilogram. Alquran kuno ini hurufnya ditulis dengan prada emas.
3. Masjid Laweyan
Masjid tertua di Solo ini berdiri sejak tahun 1546, di masa Kerajaan Pajang. Masjid terletak di Kampung Batik Laweyan ini menjadi bukti akulturasi Budaya Islam-Hindu, karena bangunan masjid itu sebelumnya merupakan bangunan pura.
4. Masjid Agung
Alamat: Samping Alun-alun Utara Keraton Solo.
Masjid Agung dibangun oleh raja Keraton Solo Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768. Masjid berarsitektur Jawa ini ada juga jam Istiwak atau jam matahari yang dulunya digunakan sebagai penanda azan.
Wisata Asyik
1. Keraton Solo
Alamat: Jalan Sidikoro, Baluwarti, PasarKliwon, Solo.
Keraton Solo menjadi salah satu jejak penting dari kejayaan kerajaan di Jawa. Pembangunan keraton dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Di keraton bisa menyaksikan peninggalan sejarah seperti senjata-senjata kuno, kereta kencana raja PB X. Di sini ada menara Panggung Sanggabuwana, konon, menara digunakan oleh raja Solo untuk bersemedi dan bertemu Nyai Rara Kidul
2. Kampung Batik Laweyan
Alamat: Kampung Batik Laweyan, Solo.
Di kampung ini tidak hanya menawarkan wisata belanja. Tetapi juga wisata interaktif lainnya, seperti jelajah kampung, belajar membatik dan juga menyisir arsitektur lawas. Laweyan merupakan sentra industri yang sudah ada sejak Kerajaan Pajang
3. Pasar Antik Triwindu
Alamat: Jl. Gatot Subroto, Keprabon, Banjarsari, Solo.
Pasar tradisional berlantai dua yang buka setiap hari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Pasar ini bisa dibilang sebagai surganya kolektor barang antik. Beragam barang antik dijual di sini, mulai dari alat dapur, uang kuno, topeng, pusaka, radio bekas, , lampu kaca, barang keramik, poster jadul, buku jadul dan mainan tradisional.
4. Menjajal Kereta Jaladara
Alamat: Stasiun Purwosari, Solo.
Kereta api uap ini beroperasi di jalur kereta Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota. Kereta ini melintas enam kilometer melalui Stasiun Purwosari, Loji Gandrung, Rumah Batik Danar Hadi, Museum Radya Pustaka, Kampung Batik Kauman dan finis di Stasiun Solo Kota. Kereta ini menggunakan lokomotif C 12 18 yang menarik-menarik dua buah gerbong kayu jati asli buatan tahun 1920 dengan kode CR 16 dan CR 144.