Efek Trump Bikin Orang Kaya di AS Pesimistis soal Ekonomi

Berdasarkan survei CNBC Millionaire's, para jutawan menjadi terbelah pandangannya soal ekonomi dan pasar keuangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jun 2017, 12:36 WIB
Ilustrasi Orang Kaya (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi politik kadang tak bisa dipisahkan dari ekonomi. Saat Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), pandangan politik dan ekonomi para jutawan atau orang kaya di AS ikut terpengaruh.

Berdasarkan survei CNBC Millionaire's pada Mei 2017, para jutawan menjadi terbelah lantaran perbedaan pandangan politik. Hal itu juga mempengaruhi pandangannya terhadap ekonomi dan pasar keuangan.

Survei ini melaporkan secara ringkas mengenai pola investasi dan sikap investor dengan aset investasi dari US$ 1 juta. Jumlah responden yang terlibat mencapai 750 investor.

Berdasarkan riset, setengah dari para jutawan yang disurvei yakin kalau ekonomi akan lebih kuat pada 2017. Sisanya menilai kalau kondisi ekonomi akan sama saja.

Sebagian besar jutawan juga masih yakin terhadap pasar saham. Sekitar 58 persen responden menyatakan kalau indeks saham S&P 500 akan naik 5 persen pada 2017. Sebanyak 15 persen responden optimistis indeks saham akan tumbuh double digit.

Akan tetapi, para jutawan dari Partai Demokrat lebih pesimistis. Mereka menilai kalau ekonomi akan melemah, dan sisanya berpendapat kalau ekonomi akan stagnan. Ini berlawanan dengan para jutawan dari partai republik yang optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi. Sekitar 38 persen para jutawan dari Partai Republik juga berharap indeks saham S&P 500 dapat tumbuh double digit pada 2017.

"Politik memangkas bagaimana pandangan jutawan melihat ekonomi," ujar George Walper, Presiden grup Spectrem, seperti dikutip dari laman CNBC, Minggu (25/6/2017).

Sejak para jutawan sangat berbeda pandangannya soal politik, dan menjadi partisan partai politik, Anda berpikir dua grup tersebut akan menghabiskan dan investasi dana secara berbeda? Ternyata tidak.

Rencananya dalam 12 bulan ke depan, jutawan dari Partai Demokrat dan Republik akan investasi sama. Dalam 12 bulan ke depan, baik jutawan Partai Demokrat dan Republik juga investasi di tempat sama, dan sebagian di saham. Sedangkan sisanya 20 persen di obligasi atau surat utang dan 15 persen pegang kas.

Walaupun mereka habiskan dana di portofolio investasi yang hampir sama, tiga perempat para jutawan berencana habiskan dana sama seperti tahun lalu. Bahkan 15 persen responden akan habiskan lebih banyak dana untuk investasi.

Lalu bagaimana para jutawan tersebut berbeda soal pandangan ekonomi tetapi sama untuk postur investasi?

Walper menuturkan, sentimen positif di pasar meski ada kekacauan di Washington menyebabkan para jutawan menyisihkan pandangan politiknya.

"Banyak dari mereka hanya tidak mempercayai naluri mereka. Mereka mungkin khawatir tapi kemudian mereka melihat pasar naik lagi, dan mereka menebaknya sendiri. Ini adalah saat yang tidak biasa tapi sulit untuk melihat banyak reaksi di pasar," kata dia.

Pasar saham yang menguat dan stabil menciptakan siklus yang baik. Namun para jutawan pesimistis melihat kenaikan indeks saham. Jadi mereka enggan mengeluarkan uang dari pasar, sehingga mendukung pasar saham.

"Anda hanya belum melihat jutawan mengambil atau ambil untung dari pasar saham secara signifikan terlepas dari pandangan mereka," ujar dia.

 

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya