Liputan6.com, Assen - Valentino Rossi sukses membuka peluang terlibat dalam persaingan gelar juara dunia MotoGP 2017. Itu berkat hasil positif yang didapat The Doctor pada balapan MotoGP Belanda 2017 di Sirkuit Assen, Minggu (25/6/2017).
Podium juara MotoGP Belanda direbut Rossi setelah menyelesaikan balapan dengan waktu 41 menit 41,149 detik. Ia unggul 0,063 detik atas pembalap Pramac Racing, Danilo Petrucci, yang finis di podium kedua.
Baca Juga
Advertisement
Hasil tersebut membawa Rossi naik ke urutan ketiga klasemen MotoGP 2017. Koleksi 108 poin milik Rossi kini hanya terpaut tujuh angka dari puncak klasemen. Kebetulan, puncak klasemen direbut pembalap Ducati, Andrea Dovizioso yang finis di urutan kelima.
Dovizioso diuntungkan dengan kecelakaan yang menimpa Maverick Vinales hingga gagal mencapai garis finis MotoGP Belanda. Dengan Vinales, Rossi juga hanya terpaut tiga poin.
Situasi itu membuat peluang Rossi menjadi juara dunia MotoGP 2017 masih terbuka lebar. Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa membantu Rossi merebut gelar juara dunia ke-10 di semua kelas tersebut.
Saksikan video menarik berikut:
1. Pengalaman
Menjadi pembalap paling senior di musim ini menghadirkan sebuah kerugian dan keuntungan bagi Rossi. Kerugiannya, ia harus berjuang keras bersaing dengan pembalap yang usianya jauh di bawah.
Tentu, faktor usia itu membuat Rossi harus bekerja keras bersaing dengan pembalap yang memiliki kondisi fisik lebih oke. Namun di sisi lain itu bisa menjadi sebuah keuntungan karena Rossi memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak ketimbang pembalap lain.
Faktor pengalaman itu akan sangat berguna bagi Rossi jika dalam kondisi di mana balapan harus berjalan dalam situasi yang sulit. Seperti yang diperlihatkan pada MotoGP Belanda, pengalaman yang ikut membantu Rossi merebut podium juara.
Meski start dari posisi keempat, dengan sabar mantan pembalap Ducati itu mengintai Johann Zarco. Secara kasat mata, ia terlihat hanya ingin menempel Zarco. Ternyata, Rossi menunggu momen hingga mampu menyalipnya pada lap ke-12.
Advertisement
2. Konsistensi
Ya, konsistensi memang menjadi modal penting bagi semua pembalap yang ingin bersaing dalam kejuaraan. Ya, penentuan gelar juara ditentukan dari faktor tersebut. Tengok saja pencapaian Marquez yang menjadi juara dunia MotoGP 2016 hanya bermodalkan lima kemenangan.
Kebetulan, para pembalap kesulitan menjaga konsistensinya di musim ini. Sekadar catatan, tak ada satu pun pembalap yang selalu mencapai garis finis hingga seri kedelapan musim ini. Bahkan, pembalap sekaliber Marquez dan Vinales pun sudah dua kali gagal finis.
Dalam situasi tersebut, Rossi tentu harus berpikir matang dan tak gegabah dalam mengambil keputusan saat balapan berlangsung. Sebelumnya, ia sudah melakukan kesalahan di Prancis. Terlalu memaksakan diri menyalip Vinales, Rossi malah terjatuh di lap terakhir.
Jika mampu tak mengulangi kesalahan tersebut, bukan tak mungkin Rossi meraih gelar juara dunia musim ini. Ia juga bisa terbantu dari inkonsistensi para pesaing di sepanjang musim ini.
3. Cuaca
Selain ban, cuaca memang selalu menjadi faktor penting dalam kesuksesan seorang pembalap di sebuah balapan. Jika cuaca bersahabat, sebuah balapan memang jarang menciptakan kejutan. Tapi akan berbeda jika cuaca dalam kondisi tak menentu.
Seperti pada balapan MotoGP Belanda 2016, cuaca ikut mempengaruhi kesuksesan Rossi merebut podium juara. Dalam kondisi pendung, pengawas balapan sempat mengibarkan bendera putih yang menjadi peringatan bagi semua tim untuk menyiapkan motor kedua.
Di sini strategi yang dilakukan Rossi berjalan dengan baik. Ia mengabaikan kesempatan untuk mengganti motor demi terus bersaing di barisan depan. Kebetulan, situasi juga tak memungkinkan Rossi masuk pit.
Untung bagi Rossi, balapan tak dihiasi dengan turunnya hujan deras. Kondisi kering pun membuat The Doctor mampu mengeluarkan kecepatan terbaiknya.
Advertisement