Liputan6.com, Florida - Blok apartemen, hotel mewah dan kelab eksekutif adalah sejumlah properti milik Donald Trump. Namun, siapa sangka presiden ke-45 Amerika Serikat itu memiliki sekitar 1.000 meter per segi lahan kosong berupa rawa dan semak di Florida.
Rawa semak belukar itu terletak di salah satu county termiskin di negara bagian Florida. Sang presiden telah memiliki dan membayar pajak properti itu semenjak 2005.
Advertisement
Dikutip dari The Guardian, Selasa (27/6/2017), Trump membeli lahan itu sebesar US$ 1 dari perempuan bernama Nazeema Carrico yang memiliki studio foto khusus pemotretan lingerie.
Lahan itu sama sekali tak menghasilkan uang, tak ada jalan atau tapak semen sementara. Tak ada tanda-tanda untuk dibangun. Rawa dan semak-semak itu hanya cocok untuk nyamuk yang mengganas saat musim panas Florida.
Ketertarikan Trump atas lahan semungil itu menjadi misteri bagi warga sekitar.
Salah satunya adalah Raymond McIntyre, juru taksir properti di Highlands County, kawasan pensiunan yang terkenal dengan buah jeruknya.
"Banyak orang di sekitar sini membutuhkan jip atau helikopter untuk mengirim barang bahkan surat-menyurat. Tapi tanah yang satu itu, korespondensi administrasi langsung dialamatkan ke Trump Tower di New York," kata McIntyre.
Sebidang tanah kecil Trump, yang catatannya menunjukkan bahwa dia membayar pajak US$ 69,87 pada 2016, adalah satu dari ratusan lahan berukuran sama dan dimiliki secara individual di daerah sebelah barat Danau Jackson Sebring yang dikenal sebagai Orange Blossom Estates.
Pada akhir 1960-an, sebuah perusahaan bernama Land Services Sebring mengakuisisi lahan-lahan county yang luas dan menjual subdivisi dengan tujuan mengembangkannya menjadi wisma.
Saat itu, era spekulasi di Florida mencapai puncaknya. McIntyre mengatakan, para pengembang mulai berteriak-teriak karena proyek mereka gagal.
Perusahaan itu, bagaimanapun, terperosok dalam sejumlah tuntutan hukum dan akhirnya bangkrut. Hal itu membuat pemilik lahan tak lagi berharga. Beberapa dikembangkan secara pribadi namun lebih banyak lagi, termasuk sebagian besar di lingkungan tempat Trump berada, tak tersentuh. Menurut catatan county, ribuan petak lahan yang belum berkembang telah terlantar selama beberapa dekade.
Undang-undang baru sekarang mengharuskan pengembang menyediakan infrastruktur seperti jalan, pembuangan limbah dan drainase sebelum mereka bisa membagi dan menjual barang. Tapi peraturannya sudah terlambat bagi mereka yang tanahnya hanya bisa diakses dengan lintasan lumpur, atau dalam banyak kasus, sama sekali tak bisa tersentuh.
"Bagi banyak pemilik lahan ini, mereka membayar lebih dalam pajak properti dalam 15 tahun terakhir daripada nilai tanah sebenarnya," kata McIntyre.
Semua itu memicu ketertarikan Trump atas tanah itu, yang nilainya sekarang "hanya" US$ 4.280.
Ketertarikan itulah yang membuatnya makin misterius. Di lahan itu, tidak ada sumber daya alam seperti gas atau minyak di mana pun dekat, kata departemen zonasi county tersebut.
Ada lapangan golf terdekat, tapi dimiliki oleh pemerintah setempat dan tidak tersedia untuk dikembangkan. Selain itu, ada batasan lingkungan di darat, yang menampilkan padang rumput Florida yang dilindungi yang biasa disebut cut-throat, yang akan menempatkan hambatan lebih jauh jika lahan itu kelak akan dibangun.
"Indah sekali, damai dan tenang di sekitar sini seperti apa adanya," kata Clovena Minkah, tetangga lahan Trump yang telah tinggal di sana selama 20 tahun dan rumahnya menempati satu-satunya lahan yang telah dikembangkan di daerah sekitar.
"Rusa kadang datang dan duduk di halaman dan hanya akan bising saat anak-anak mengendarai kendaraan ATV mereka di malam hari. Dan jalur ke rumah saya banjir setiap kali hujan. Saya sudah berusaha minta agar pemerintah daerah memperbaikinya," lanjutnya.
Penjual Misterius
Kondisi kepemilikan lahan itu sama-sama membingungkan dengan alasan Trump mempertahankannya lebih dari satu dekade. Terutama dengan latar belakang penjual, Nazeema Carrico.
Sejatuh-jatuhnya harga tanah, bagaimana bisa ia menjual lahan 1.000 meter per segi itu hanya dengan US$ 1 atau sekitar Rp 13 ribu.
Pemilik awal, Nona Carrico, memiliki tanah itu hanya beberapa minggu setelah ia membelinya pada Juni 2005 seharga US$ 3.300 dari seorang pria di Ohio, yang meninggal awal tahun ini.
Sejak perceraiannya pada 2015, Carrico (41) sekarang menggunakan nama Nazeema Moonab dan tinggal di rumah seluas US$ 550.000 di Covington, Georgia.
Catatan menunjukkan bahwa anggota keluarganya memiliki ratusan petak tanah yang kecil dan belum dikembangkan di Highlands County. Namun Carrico menyerahkan kepemilikan sekitar 50 lahan itu kepada mantan suaminya sebagai bagian dari penyelesaian perceraian.
Carrico tidak menjawab pesan dari Guardian yang mencari komentar terkait tanah itu. Ia juga menghapus profil Facebook dan Instagram pada hari yang sama saat permintaan kontak oleh Guardian dilakukan.
Sepupu Carrico di Tamarac, South Florida, menolak mengetahui apapun tentang dia, dan dua saudara dekat lainnya yang dihubungi melalui telepon di tempat lain di negara bagian itu menutup telepon.
"Tetangga" Trump di lahan tak terurus itu juga bingung dengan bagaimana seorang presiden, pengembang properti yang produktif, mendapat keuntungan dari sepetak tanah itu.
Rosa Salmeron (56) membayar US$ 12.000 untuk tempat yang berdekatan dengan Trump pada 2005. Harga tanah miliknya sekarang dihargai setengah dari angka itu.
Perempuan itu mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan untuk mengobrol lewat pagar pembatas lahannya dengan Trump dalam waktu dekat.
"Saya tidak akan mengatakan apapun kepadanya," kata Salmeron, yang tinggal di Florida Selatan dan mengakui bahwa dia belum pernah mengunjungi sebidang tanah yang dimilikinya.
"Saya membelinya sebagai investasi tanah, bukan untuk pembangunan, tapi tidak pernah berhasil. Saya terkejut bahwa Trump juga menjadi pemilik salah satu petak lahan di situ. "
Trump Organization, yang mengelola portofolio kepemilikan real estate Trump, tidak menanggapi permintaan wawancara terkait lahan rawa rahasia itu.
Advertisement