Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga harga pangan saat Lebaran. Hal itu tidak terlepas dari kebijakan harga eceran tertinggi (HET).
Mereka berharap, kinerja seperti ini dipertahankan, sehingga lonjakan harga saat Lebaran tak terjadi tahun depan. Itu juga dilakukan dengan beberapa perbaikan.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menuturkan, perlu koordinasi yang lebih maksimal dari hulu sampai hilir, dari sisi pasokan sampai pengaturan harga.
"Masalah harga HET itu harus dikoordinasikan dari hulu sampai hilir," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Selasa (27/6/2017).
Baca Juga
Advertisement
Adapun koordinasi yang dimaksud ialah, misal, jika pemerintah menetapkan harga jual gula Rp 12.500 per kg, maka harga di hulu mesti lebih rendah. Itu agar HET itu bisa terealisasi.
"Dari hulunya Rp 12.000-12.500 tidak mungkin mereka (pedagang) jual Rp 12.500. Padahal pemerintah menetapkan HET Rp 12.500. Jadi hulunya Rp 10.000 ribu per kg ya harusnya Rp 10.000 misalnya. Perlu dipastikan, dikoordinasikan, diatur supaya sampai menjelang Idul Fitri stabil," jelas dia.
Kemudian terkait pengendalian harga pangan lewat operasi pasar (OP), Sarman berpendapat, harusnya OP tidak dilakukan di pasar melainkan di tempat-tempat yang padat penduduknya.
Dia menerangkan, itu dilakukan supaya OP berjalan efektif. Menurut dia, OP tak efektif karena justru menimbulkan protes dari pedagang.
"Kedua ada pedagang pasar agak sedikit protes, karena Pasar Jaya di pasar tradisional. Itu kan mengganggu mereka. Jadi ke depan kalau melakukan OP dilakukan di tempat-tempat kelurahan, yang masyarakat banyak," tutur dia.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: