Polri: Tingkat Kecelakaan Mudik Lebaran 2017 Menurun

Polda Jawa Timur dinilai menjadi daerah yang paling banyak terjadi kecelakaan pada musim mudik tahun ini, yakni 50 kejadian.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Jun 2017, 14:00 WIB
Mobil Suzuki Carry sarat pemudik mendadak menabrak pembatas jalan dan menyeruduk truk pengangkut elpiji di jalur pantura, Losari, Brebes Jateng. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1.299 kecelakaan mewarnai musim mudik lebaran 2017. Tiga daerah disebutkan memiliki angka kecelakaan yang cukup menonjol.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, mengatakan, data ini didapat dari operasi Ramadniya hingga H+2 Lebaran.

Polda Jawa Timur dinilai menjadi daerah yang paling banyak terjadi kecelakaan, yakni 50 kejadian. Dari 50 kejadian kecelakaan itu, 11 orang meninggal dunia, kemudian luka berat 10 orang, luka ringan 80 orang, dan kerugian materiil mencapai Rp 58 juta.

"Yang ‎kedua Polda Jateng dengan jumlah kecelakaan 22, korban meninggal dunia 4 orang, luka berat 4 orang, luka ringan 37 orang dan kerugian materiil Rp 32 juta," kata Martinus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (27/6/2017).

Yang ketiga, ucap Martinus, adalah Polda Sulawesi Selatan. Di wilayah ini terjadi 15 kecelakaan dengan korban meninggal dunia dua orang, korban luka ringan 25 orang, dan kerugian materiil sebanyak Rp 30 juta.

Namun, menurut Martinus, angka kecelakaan pada mudik Lebaran 2017 turun dibanding 2016.

"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, 2016, selama Operasi Ramadniya hingga H+2 Lebaran‎ terjadi penurunan kecelakaan. Tahun 2016 ada 1.515 kejadian, kalau 2017 ada 1.299, jadi turun 14 persen," ucap dia.

Martinus mengungkapkan, korban meninggal dunia juga turun dari 294 pada 2016, kini menjadi 292 di tahun 2017 atau selama 8 hari Operasi Ramadniya.

Korban luka berat pada musim mudik lebaran tahun ini turun 26 persen dari 478 pada 2016 menjadi 356 di tahun 2017. Korban luka ringan juga turun 14 persen dari 1.959 pada 2016 menjadi 1.682 di tahun 2017.

"Terakhir kerugian materiil, di tahun 2016 sebanyak Rp 3.648.957.050 turun 25 persen dibanding 2017 yakni Rp 2.727.364.750," tutur Martinus.

 

 

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya