Liputan6.com, Rio de Janeiro - Presiden Brasil, Michel Temer, menolak untuk turun, meski menghadapi kemungkinan tuduhan korupsi dan popularitas persetujuan padanya hanya pada angka satu digit.
"Tidak ada yang akan menghancurkan kami, tidak saya, dan tidak para menteri kami," kata Temer pada sebuah acara penandatanganan rancangan undang-undang pada Senin lalu. Temer juga mengatakan bahwa pemerintahannya tidak memiliki "rencana B."
Advertisement
Jajak pendapat baru memberi persetujuan pada Temer sangat rendah hanya 7 persen. Rakyat Brasil menentang keras usulan pemotongan besar pensiun dan reformasi lainnya, dalam upaya Temer menyelamatkan Negeri Samba dari resesi berat.
Jaksa Agung Brasil juga diperkirakan akan memutuskan apakah akan menuduh Temer melakukan korupsi, menerima suap, menghalangi hukum dan anggota organisasi kriminal. Demikian seperti dikutip dari VOA News, Rabu (28/6/2017).
Temer dicurigai menerima pembayaran dari seorang eksekutif pengemasan daging dan merencanakan untuk membayar seorang politikus di penjara karena korupsi, agar tetap diam.
Majelis rendah Brasil harus melakukan pemungutan suara apakah akan menskors Temer dan mengadilinya.
Temer mengambil alih jabatan Presiden tahun lalu, setelah mantan Presiden Dilma Rousseff dimakzulkan dan dihukum karena melanggar undang-undang anggaran.