Liputan6.com, Marawi - Upaya kelompok pemberontak Maute untuk mempertahankan pendudukan di Kota Marawi semakin goyah. Setelah anggotanya banyak berkurang akibat pertempuran dengan oleh Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), kini, salah satu pemimpin kelompok koalisi mereka dilaporkan telah meninggalkan kota dengan populasi 200.000 jiwa tersebut.
Maute berkoalisi dengan Abu Sayyaf --alias Islamic State of Iraq and the Levant – Philippines Province--, grup percabangan ISIS di Filipina selatan.
Diduga, sejumlah anggota kelompok Abu Sayyaf turut membantu pemberontak Maute menduduki Marawi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut AFP, pemimpin kelompok teroris Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, dikabarkan telah meninggalkan Kota Marawi. Demikian seperti yang dikutip dari Philstar pada Kamis (29/6/2017).
"Kami memiliki laporan yang mengindikasikan hal tersebut. Laporan itu merupakan hasil pantauan anggota di lapangan dan warga setempat --yang kini telah dievakuasi. Mereka mengatakan tak lagi melihat Isnion Hapilon di wilayah tersebut akhir-akhir ini. Laporan ini jadi indikasi bahwa dirinya telah meninggalkan anggotanya di Marawi," kata Kolonel Edgard Arevalo, Humas AFP.
"Diprediksi, Hapilon meninggalkan kelompoknya karena mendapatkan gempuran hebat dari pasukan pemerintah," tambah Arevalo.
Tak hanya itu, militer Filipina juga menyebut bahwa terjadi perpecahan dan oposisi kepemimpinan di dalam kubu pemberontak. Kabarnya, beberapa militan Maute atau Abu Sayyaf yang berusaha meninggalkan Marawi akan ditembak oleh sesama anggota.
"Ada kabar bahwa mereka mulai menembaki sesama anggota yang desertir. Pucuk pimpinan juga mengalami perpecahan dan kebingungan dalam mengambil keputusan, mengingat pasukan pemerintah semakin menyudutkan mereka," tambah Humas AFP tersebut.
Sementara itu, Istana Kepresidenan Filipina masih belum meyakini kepastian infomasi tersebut. Istana Malacanang juga meminta agar AFP terus berupaya untuk melakukan validasi info agar lebih akurat.
"Untuk sementara, kabar tersebut (mengenai Hapilon) masih bersifat mentah. Info itu masih harus terus divalidasi oleh AFP dan agensi pemerintah setempat. Maka, kami belum bisa menyatakan secara resmi, hingga ada bukti konkret," kata Juru Bicara Istana Malacanang, Ernesto Abella.
"Namun jika benar, sungguh itu perbuatan pengecut, meninggalkan anak buahnya di tengah pertempuran," tambahnya.
Malacanang juga mengonfirmasi keterangan AFP mengenai indikasi perpecahan internal di kubu pemberontak Maute-Abu Sayyaf
"Kini tinggal menunggu waktu hingga mereka hancur dari dalam," kata Abella.
Pihak militer Filipina juga memprediksi bahwa salah satu strategis militer untuk kelompok Maute --Mahmud bin Ahmad-- tewas di pertempuran yang telah berlangsung selama kurang-lebih satu bulan itu.
"Ia adalah penasihat untuk kelompok Maute. Ia juga merupakan penghubung langsung antara Maute dengan ISIS. (Bin Ahmad) juga memberikan panduan, saran, dan strategi kepada kelompok pemberontak untuk melawan pemerintah," kata Arevalo.
Bin Ahmad juga dianggap sebagai salah satu penyalur dana kepada kelompok pemberontak. Sekitar 30 juta Peso Filipina (setara Rp 7,8 miliar) disalurkan olehnya kepada grup Maute, untuk logistik dan persenjataan.
Kini, simpang siur kabar menyebut bahwa jenazah bin Ahmad telah dikebumikan di Marawi. Pihak AFP masih berusaha untuk mengonfirmasi informasi itu.
AFP Pantau Rute Melarikan Diri Pemberontak Maute
Militer Filipina kini tengah intens melakukan patroli di Danau Lanao, yang kerap digunakan oleh kelompok pemberontak sebagai akses distribusi logistik dan rute melarikan diri.
"Kami meningkatkan pantauan dan patroli di danau tersebut," kata Komandan Gugus Tugas Marawi, Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera.
Sebelumnya, AFP telah berhasil menggagalkan distribusi amunisi dan upaya penyelamatan sejumlah militan yang terluka lewat Danau Lanao. Sejak itu, patroli di kawasan tersebut semakin diperketat.
Letkol Herrera juga tidak menutup kemungkinan bahwa militan memiliki rute alternatif. Dan, mungkin saja, sejumlah militan telah berhasil meloloskan diri dari Marawi yang saat ini telah dikepung oleh militer AFP.
"Kami juga memperketat pengepungan dan pemantauan untuk meminimalisir militan yag melarikan diri," kata Herrera.
Operasi pembersihan sisa-sisa aktivitas militan di Marawi, sampai saat ini, masih berlanjut. Pasukan AFP menyatroni satu-per-satu bangunan di Marawi, memburu militan yang bersembunyi atau menjinakkan bom rakitan yang mungkin ditanam oleh militan.
Saksikan juga video berikut ini