Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pimpinan perusahaan-perusahaan yang bermarkas di Silicon valley merasa tidak senang dengan kebijakan reformasi imigrasi yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump.
Mengutip CNBC, Kamis (29/6/2017) ,di awal pekan ini Mahkamah Agung AS mencabut pembekuan aturan larangan perjalanan ke AS bagi warga dari enam negara yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Departemen Luar Negeri AS memastikan dengan pencabutan tersebut maka pemerintah akan segera menjalankan perintah tersebut. Kebijakan tersebut bisa berjalan paling lambat 72 jam setelah pencabutan tersebut atau pada Kamis waktu setempat.
Kebijakan dari Trump ini mendapat tentangan dari para petinggi perusahaan-perusahaan teknologi. CEO Apple Tim Cook menjelaskan bahwa kebijakan Trump tersebut membuat gelisah para karyawan teknis di perusahaannya.
Baca Juga
Advertisement
Berikut ini pernyataan kegelisahan dari para petinggi perusahaan-perusahaan teknologi tersebut:
Mark Zuckerberg, CEO Facebook
Petinggi Facebook ini berbicara menentang kebijakan imigrasi Trump dalam media sosial miliknya. Mark menyatakan bahwa orang tua istrinya merupakan pengungsi dari China dan Vietnam. "Kita harus menjaga pintu tetap terbuka untuk pengungsi dan mereka yang membutuhkan pertolongan," kata Mark.
Jeff Bezos, CEO Amazon
CEO dari Amazon berbicara secara lantang mengenai larangan imigrasi dari Trump tersebut. Bezos menegaskan dukungannya terhadap imigran dalam email kepada seluruh karyawan perusahaan di awal tahun ini.
"Kita adalah negara imigran yang memiliki layar belakang yang beragam. Ide san sudut pandang yang berbeda justru membatu kita untuk tumbuh dan berinovasi," tutur dia dalam surat elektronik tersebut.
Tim Cook, CEO Apple
Tim Cook menyatakan penolakan yang kuat terhadap perintah eksekutif dari Presiden Trump ini. Cook membahas kebijakan tersebut dalam sebuah pidato di University of Glasgow di Scotland. "Apple tidak ada tanpa imigran," jelas dia. "Kebijakan ini masalah besar bagi kita, tidak tidak bisa duduk diam di sini," tambah dia.
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX
Elon Musk mengkritisi kebijakan imigrasi Trump pada Januari lalu. “Sebagian besar dari orang-orang yang terkena dampak aturan ini adalah pendukung kuat AS. Padahal mereka bertindak benar, tidak salah, dan tidak layak ditolak,” kata Musk.
Logan Green CEO, Lyft
Pendiri dan CEO Lyft merilis serangkaian tweet mengenai larangan perjalanan Trump pada bulan Januari. "Kami menentang dengan tegas tindakan ini, dan tak akan berdiam diri terhadap isu yang mengancam nilai-nilai masyarakat kita," tulis Logan.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: