Liputan6.com, Taipei - Amerika Serikat (AS) berencana menjual senjata senilai US$ 1,42 miliar atau setara Rp 18,9 triliun kepada Pemerintah Taiwan.
Penjualan senjata ke Taiwan merupakan yang pertama sejak Presiden Donald Trump berkuasa. Rencana AS itu dikhawatirkan membuat marah China.
Keterangan mengenai rencana penjualan ini disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert. Penawaran tertuang dalam tujuh buah proposal penjualan.
"Jadi saat ini harganya sudah sampai US$ 1,42 juta," sebut Naubert seperti dikutip dari The Star, Kamis (30/6/2017).
Tidak cuma alutsista yang dijual AS ke Taiwan. Beberapa paket penjualan ini termasuk di dalamnya bantuan teknik untuk sistem radar, misil kecepatan tinggi antiradiasi, terpedo, dan komponen rudal.
Baca Juga
Advertisement
Penjualan tersebut dijelaskan Naubert merupakan bentuk dukungan AS terhadap pemeliharaan kapabilitas pertahanan Taiwan.
Terkait, akan datang protes dari China, Naubert mengatakan, Beijing tak perlu khawatir. Sebab, terkait perseteruan kedua negara, sikap AS tetap konsisten dari awal.
"Tidak ada peluang bagi kami untuk merubah kebijakan 'satu China' yaitu mengakui Beijing bukan Taipei," sebut dia.
Sebelum AS benar-benar menjual senjata ke Taiwan, mereka harus menunggu persetujuan Kongres. Pembahasan permintaan penjualan itu, saat sudah masuk dalam sesi pembahasan kongres.
Bukan pertama kali AS menjual senjata ke Taiwan. Hal ini dilakukan pertama kali pada Desember 2015 di saat Barack Obama masih memerintah.
Ketika itu, AS menjual alutsista seharga US$ 1,83 miliar. Penjualan tersebut termasuk dua kapal frigate dan kendaraan amphibi. Langkah AS tersebut, mengundang kecaman keras dari China.
Untuk pembelian terbaru ini, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, senjata baru ini ditujukkan untuk memperkuat keamanan udara dan laut serta sistem kewaspadaan mereka.
"Taiwan dan AS akan terus mengkonsolidasikan kerjasama pertahanan untuk berkontribusi memelihara stabilitas kawasan," sebut Kemhan Taiwan.
Saksikan juga video menarik berikut ini: