Liputan6.com, Semarang - Serupa dengan daerah lain di Nusantara, tradisi berlebaran di Semarang juga diisi dengan mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi. Ternyata, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi punya resep khusus untuk melawan dampak konsumsi kolesterol berlebih pada pekan ini.
Bukan cake tape yang kini sedang ngetren sebagai buah tangan, ia memilih sayur glandir di warung langganannya. "Glandir Bu. Wonten to sayure glandir? (Glandir Bu. Ada kan sayur glandir?)" kata Hendi kepada Suyatmi, ibu pemilik warung.
Si empunya warung hanya tersenyum. Hendi masuk hingga ke dapur. Sarimin menawari teh hangat dan Hendi mengiyakan.
Glandir adalah daun tanaman ubi jalar. Di Semarang, daun ubi jalar ini dimasak sebagai sayuran dengan berbagai varian, mulai dari sayur lodeh glandir, sayur bening glandir, hingga sayur bobor Glandir. Kadang kala, glandir juga dijadikan bahan utama pecel.
Baca Juga
Advertisement
Hendi menjelaskan, ia memilih glandir, bukan cake tape karena dalam daun ubi jalar itu kandungan energinya cukup tinggi, yaitu 47 kalori per gramnya. Belum lagi kandungan yang lain seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, dan juga fosfor.
Hendi mengunggah kegiatannya itu di akun Instagram miliknya @hendrarprihadi. Responsnya cukup banyak, mulai dari yang meledek perutnya yang membuncit, hingga mengapresiasi pilihannya.
"Seberapa besar ukurannya yang saya hapal cuma kandungan energinya. Vitamin A ada 6015 IU, vitamin B1 12 mg," kata Hendi.
Menu glandir menurut Hendi sangat cocok sebagai menu selingan atau penyeimbang menu santan dan serba daging selama Lebaran.
"Cobalah makan siang hari, dipadu dengan sambal terasi dan kerupuk gendar (kerupuk nasi). Wah joss. Jangan hanya cake tape terus," kata Hendi kepada Liputan6.com, Jumat, 30 Juni 2017.