Liputan6.com, Jakarta - Aktor Ashton Kutcher menanggapi tudingan budaya kerja buruk di perusahaan penyedia jasa transportasi online Uber. Ia menilai Uber tidak diperlakukan dengan adil, karena isu budaya kerja tersebut sebenarnya juga terjadi di berbagai perusahaan lain.
Dilansir dari Business Insider, Sabtu (1/7/2017), ia beranggapan yang terjadi pada Uber bukan sesuatu yang luar biasa, karena isu seksisme dan budaya dominasi laki-laki sudah menjadi hal biasa di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Maka itu, ia menilai tidak adil jika hanya Uber yang mendapat hujatan, padahal masalah tersebut juga terjadi di banyak perusahaan lain.
Baca Juga
Advertisement
"Bagaimana bisa Uber menjadi gambaran untuk masalah yang dihadapi semua orang? Menggelikan, mengingat Uber akhirnya disudutkan dan dicambuk," tutur Kutcher.
Ketimbang "menonton" Uber, menurutnya, perusahaan-perusahaan lain sebaiknya memanfaatkan isu tersebut untuk memacu mereka menemukan cara memeriksa dan meningkatkan budayanya sendiri. "Kita semua akan mendapatkan pelajaran dari kesalahan kita. Uber belum memiliki kesempatan untuk itu," tuturnya.
Ini bukan kali pertama Kutcher mengomentari Uber. Sebelumnya ia menunjukkan dukungan kepada Travis Kalanick, yang baru saja mundur dari posisi Chief Executive Officer (CEO). Selain aktor, ia juga merupakan investor awal Uber.
Pengunduran diri Kalanick dipicu serangkaian masalah yang terjadi pada Uber, mulai dari isu diskriminasi seksual, pemecatan sejumlah karyawan hingga lelucon seksisme. Akhirnya Kalanick melepas jabatan CEO, yang diduga karena mendapatkan tekanan dari dewan direksi dan investor Uber.
"Saya tahu tujuan dia sebagai seorang manusia itu baik, tapi saya tidak tahu apakah 'menghilangkannya' adalah jawaban terbaik," ungkap Kutcher.
(Din/Why)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: