Alasan Arus Balik Pemudik Dialihkan ke Jalur Selatan Jabar

Kemacetan mengular 20 kilometer lebih. Itu masih diperparah dengan merayapnya kendaraan antara ruas Ajibarang-Cilongok-Kota Purwokerto.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 01 Jul 2017, 15:04 WIB
Kendaraan di jalur selatan Jawa Tengah (JLS) di Sengkala, Perbatasan Banyumas-Cilacap cenderung lengang pada masa arus balik 2017 ini, Sabtu (1/7/2017). (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pemudik yang hendak menuju ke Jakarta pada arus balik Sabtu dan Minggu, 1-2 Juli 2017 disarankan untuk tidak melewati rute jalur tengah Banyumas antara Purwokerto-Brebes. Sebab, sejak Rabu hingga Jumat malam pascalebaran, terjadi kemacetan panjang antara ruas Ajibarang, Banyumas hingga Bumiayu, Brebes.

Kemacetan disebut mengular hingga 20 kilometer lebih. Itu masih diperparah dengan merayapnya kendaraan antara ruas Ajibarang-Cilongok-Kota Purwokerto.

"Kami menyarankan agar pemudik ke Jakarta pada arus balik ini lewat jalur selatan. Jalur tengah antara Purwokerto-Brebes cenderung merayap," kata Kepala Bidang Rekayasa dan Prasarana Dinas Perhubungan Banyumas, Hermawan.

Ia menerangkan, jalur selatan Banyumas dan Cilacap cenderung lancar. Dia menyebut memang terjadi hambatan di sejumlah titik, antara lain di Tambak, Buntu, Sampang, dan Pasar Jatilawang. Namun, setelah melewati titik itu, kendaraan lancar.

"Ada hambatan di Pasar Jatilawang, tetapi kendaraan lancar setelah melewati Wangon-Karangpucung-Majenang, hingga Perbatasan Jawa Barat," jelas dia.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cilacap, AKP Ahmad Ghifar Al Ahfaqsyi mengatakan, jalur mudik utama di Kabupaten Cilacap cenderung lancar tanpa hambatan.

Pada tahun lalu, ia menambahkan, terjadi penumpukan kendaraan di titik Sampang, namun pada arus mudik dan balik 2017 ini penumpukan tak terjadi. Sebab, tahun ini pihaknya memberlakukan flash traffic light dan menempatkan personel kepolisian di titik rawan macet tersebut.

"Petugas kami tempatkan di titik rawan macet. Traffic light kita flash, kendaraan diutamakan dari arah timur-barat dan sebaliknya," jelas dia.

 

Persimpangan yang biasanya padat di area Terminal Induk Karangpucung terpantau lancar pada arus balik 2017, Sabtu (1/7/2017). (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ia mengklaim, pasar tumpah yang kerap menjadi simpul macet, tahun ini juga tak lagi terjadi. Pasar tersebut antara lain Pasar Cimanggu dan Wanareja di wilayah Cilacap yang hampir berbatasan dengan Jawa Barat.

"Kami juga mengantisipasinya dengan memasang barrier di titik pasar titik rawan macet agar kendaraan terkendali. Petugas juga ditempatkan saat hari pasaran," ujar dia.

Ghifar berujar pihaknya justru mengantisipasi hambatan di jalur selatan-selatan yang bukan merupakan jalur utama arus mudik dan balik 2017. Sebab, banyak wisatawan lokal yang memilih jalur tersebut. dia mengatakan kemacetan sempat terjadi di Simpang Tiga Jeruklegi. Pasalnya, kendaraan dari arah Pangandaran, Banyumas dan Kota Cilacap bertemu di titik itu. Sementara, tak tersedia jalur alternatif.

"Antara H2 sampai H4, sampai Rabu malam kemarin itu, terjadi kemacetan. Di situ kan ada juga pintu kereta api sehingga kendaraan mengantre," papar Ghifar.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Tulus Wibowo mengemukakan kendaraan yang melintas di jalur selatan pada arus mudik dan balik 2017 ini cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hal itu, menurutnya, terjadi lantaran kendaraan ke arah Jawa Tengah banyak yang memilih melewati Jalur Pantai Utara (Pantura) dan dibukanya tol fungsional (darurat) antara Brebes-Gringsing. Karena itu, kendaraan lebih memilih Pantura untuk mudik 2017.

"Pemerintah kan menjanjikan berfungsinya tol. Itu makanya kendaraan di selatan jauh berkurang. Tidak ada kemacetan di jalur selatan Kabupaten Cilacap," ujar Tulus.

Jika pemudik akan melakukan perjalanan balik ke Jakarta atau Bandung dari Jawa Tengah, ia menganjurkan agar berangkat siang hari, antara pukul 10.00-12.00 WIB. Pada jam-jam itu, kemungkinan besar tak akan terjebak macet di Malangbong, Garut, Jawa Barat.

Ia juga tak menyarankan pemudik berangkat pada pagi dan sore atau malam. Alasannya, waktu tersebut merupakan waktu pemberangkatan bus dan truk.

"Kalau siang kebanyakan pribadi. Pagi dan sore nanti bersamaan dengan pemberangkatan bus dari terminal yang kebanyakan memang sore, dan kendaraan dua sumbu," jelas Tulus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya