Liputan6.com, Jakarta - Berbagai teror tehadap anggota kepolisian yang terjadi belakangan ini, harus menjadi perhatian serius Polri di Hari Bhayangkara ke-71 yang jatuh pada hari ini. Polri harus meningkatkan kewaspadaan dan profesionalisme, agar tidak ada lagi yang menjadi korban teror.
Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (01/7/2017), serangan terhadap dua anggota polisi di Masjid Faletehan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menambah daftar panjang aparat kepolisian yang menjadi sasaran teror.
Advertisement
Serangan terhadap anggota polisi Jumat malam itu, membuat dua anggota Brimob luka-luka. Serangan terhadap polisi ini, terjadi satu hari menjelang Hari Bhayangkara ke 71, yang diperingati pada 1 Juli.
Teror terhadap polisi ini bukanlah yang pertama selama bulan Juni 2017. Pada Hari Raya Idul Fitri, 25 Juni lalu, teror terjadi di Mapolda Sumatera Utara. Satu prajurit, Aiptu Martua Sigalingging gugur ditikam pelaku yang berjumlah dua orang. Pelaku juga membakar pos polisi. Dalam serangan ini satu pelaku tewas dan satu lainnya kritis.
Mei lalu, dua ledakan bom bunuh diri terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan yang menyasar anggota polisi itu, menyebabkan tiga anggota kepolisian tewas, dan 6 orang anggota polisi lainnya luka-luka. Ledakan ini juga membuat 5 warga sipil terluka, mereka adalah sopir angkutan umum, mahasiswi dan karyawan.
Selang beberapa hari usai ledakan di Kampung Melayu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan target sasaran bom bunuh diri adalah polisi dan pelaku masuk dalam Jaringan ISIS. Deretan kasus yang menyerang anggota polisi harus menjadi perhatian serius. Polri harus meningkatkan kewaspadaan dan profesionalisme.