Evaluasi Menhub Budi Karya buat Arus Balik Lebaran

Perlu penanganan serius supaya arus mudik berjalan lancar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Jul 2017, 20:46 WIB
Sejumlah pengendara motor juga terjebak kemacetan di jalur lingkar Nagrek, Jawa Barat, Sabtu (2/7). Meningkatnya volume kendaraan menjadi penyebab kemacetan di jalur yang rutin dilintasi pemudik setiap tahun tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyoroti beberapa titik yang padat saat arus mudik tahun ini. Perlu penanganan supaya arus mudik berjalan lancar. Titik tersebut di antaranya Nagreg, yang kerap padat sehingga perlu diberlakukan satu arah.

"Dalam diskusi kami kemarin dengan Pak Kapolri ada beberapa titik yang pertama Nagreg. Nagreg kalau enggak satu arah macet. Oleh karenanya hari ini dan besok rekomendasi dari kita semua, Kepolisian harus satu arah. Dari arah Bandung, ke Garut, Tasik diberikan waktu tertentu saja. Karena kalau tidak satu arah dipastikan menghambat," jelas Budi Karya, di Jakarta, Sabtu (1/7/2017).

Titik selanjutnya ialah KM 66 Tol Jakarta-Cikampek. Titik tersebut merupakan perjumpaan antara Cileunyi dan Cipali.

"Evaluasi kedua pada titik KM 66 di mana  perjumpaan Cileunyi dan Cipali. Kita sudah diskusikan. Kalau kemarin-kemarin ada banyaknya mobil pemudik yang parkir di badan jalan. Kita minta kepada polisi melakukan pengurangan itu," imbuh dia.

Titik selanjutnya ialah pintu Tol Cikarang Utama (Cikarut). Budi Karya menyampaikan, operator tol PT Jasa Marga Tbk telah menyediakan 31 pintu (gate) keluar atau lebih banyak dari sebelumnya 24 pintu keluar.

Dia mengimbau kepada Jasa Marga melakukan pengawasan yang lebih mengingat arus balik masih berlanjut.

"Ada kecenderungan pemudik sampai Jakarta malam supaya enggak capek. Saya minta kepada Jasa Marga secara detil memperkirakan. Karena Perkiraan pemudik sampai Cikarang Utama bisa diidentifikasi pada saat berapa banyak dari Gringsing, dari Bandung masuk," tutup dia.

 

Simak video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya