Liputan6.com, Jakarta Nama saya M Arief Iskandar, biasa dipanggil Arief. Saya memiliki satu anak laki-laki bernama Jibril yang akan berusia 3 tahun pada bulan Juli besok. Jibril adalah anak yang saya dan Pani, istri saya tunggu-tunggu setelah 3,5 tahun menikah. Memiliki anak ternyata menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya dan Pani.
Bilurubin 19,5
Advertisement
Sepekan setelah Jibril lahir, kami melakukan kontrol pertama ke dokter anak. Saat itu seminggu setelah Lebaran, sehingga banyak dokter yang cuti, termasuk dokter anak tempat Jibril seharusnya kontrol.
Saat bertemu dokter anak yang praktik hari itu, dokter itu langsung meminta kami mengecek darah Jibril. Sebab dia terlihat kuning, dan berat badannya turun dari 2,9 kg saat lahir menjadi 2,4 kg saja. Penurunan yang terlalu banyak dalam waktu sepekan.
Selesai cek darah, Jibril dinyatakan bilurubinnya mencapai 19,5 atau kondisi warning. Jika bilurubin bayi mencapai 20 hal itu disebutkan dokter bisa menjadi fatal karena berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Jibril harus disinar saat itu juga. Tetapi ruang bayi di RS tersebut penuh karena banyak bayi yang disinar. Mungkin karena saat itu cuaca mendung terus, jadi banyak bayi yang kurang terpapar sinar matahari.
Akhirnya Jibril dirujuk ke RS terdekat yang tersedia sinar bluelight. Ia pun harus disinar 2 lampu selama 1x24 jam hingga akhirnya diperbolehkan pulang.
Saya dan istri saat itu tidak terlalu mengerti 'bahayanya' bilurubin tinggi pada bayi baru lahir. Menurut dokter spesialis tumbuh kembang anak yang kami temui di kemudian hari, bilurubin tinggi pada bayi jika terlalu lama dibiarkan bisa berpengaruh ke perkembangan otaknya dan juga syaraf-syarafnya, seperti syaraf pendengaran.
Gangguan syaraf pendengaran bisa membuat anak kurang mendengar (selective hearing) dan itu menjadi salah satu pemicu speech delay pada anak.
Alhamdulillah perkembangan Jibril sesuai dengan chart tumbuh kembang anak dalam KMS. Tahu kan KMS? Itu lho Kartu Menuju Sehat yang dibagikan gratis di Posyandu.
Tantangan fase toodler
Hingga kini Jibril menjadi anak yang aktif yang punya rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, lagi-lagi memiliki anak yang (terlalu) aktif juga menjadi tantangan tersendiri.
Banyak orang yang mengistilahkan toddler berusia 2 tahun itu 'terrible two' dan 3 tahun itu 'threenager'. Bagi saya dan istri, memiliki anak di usia itu menjadi suatu 'berkah'. Sebab saya dan istri tidak bisa 'lengbet (meleng kesambet) jika sedang bersama Jibril. Dia bisa tiba-tiba sudah naik ke atas meja atau bahkan keluar pagar rumah.
Hal itu sebenarnya baik ya. Sebab selama ini orangtua seringkali terdistraksi ponsel, bahkan saat sedang mengasuh anak. Dengan memiliki anak yang aktif, hal itu setidaknya membuat saya harus memberikan perhatian penuh untuk Jibril. Semoga bisa ya.
*Ingin eksis seperti Baby and Daddy di atas? Sahabat Liputan6.com bisa mengirimkan foto bayi Anda dan sang ayah beserta kisah singkatnya ke email redaksi Health: health.liputan6@gmail.com, dengan syarat sebagai berikut,
- Kirimkan 5 foto lowres (@ maksimal 1 MB) bayi dan ayah dengan pose dan angle menarik
- Tulis kisah singkat lima paragraf tentang bayi Anda
- Cantumkan data diri (nama, nomor telepon, alamat)
** Kami akan memuat foto "Selfie Baby and Daddy" setiap minggu